Pelabuhan Teluk Bayur
Pelabuhan Teluk Bayur adalah salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur sebelumnya bernama Emmahaven yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor dari dan ke Sumatera Barat.
Hingga era Perang Dunia II, Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu dari lima pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya Singapura sebagai pelabuhan transit, Selat Malaka menjadi jalur pelayaran yang penting sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas perdagangan di Teluk Bayur.
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang dari PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebuah BUMN yang mengelola beberapa pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur saat ini telah memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9002 sehingga dapat dikatakan telah menjadi Pelabuhan Kelas Satu.
Fasilitas
Pelabuhan Teluk Bayur menyediakan pelayanan pelabuhan dan pelayanan lainnya antara lain:
Kolam pelabuhan
Pelayanan pandu & tunda
Fasilitas infrastruktur pelabuhan termasuk dermaga, dolphin, & tambatan
Gudang, lapangan, penanganan barang beserta perlengkapannya
Operasi penanganan petikemas
Operasi penanganan bulk cargo
Terminal penumpang
Utilitas area darat pelabuhan & properti untuk usaha-usaha lebih produktif
Kolam Pelabuhan 30,89 ha
Area Darat 544 ha
Dermaga 1.565 m
Gudang Penumpukan 18.401 m²
Fasilitas Batu Bara 10,77 ha
Fasilitas Semen 11 unit
Fasilitas Pupuk 9.500 ton
Fasilitas Minyak Sawit 15 unit
Area Terminal Penumpang 1.608 m²
Pelabuhan Muaro
Pelabuhan Muaro Padang salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, Sumatera Barat, Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang antarpulau terutama menuju ke atau dari kabupaten Kepulauan Mentawai, pulau Sikuai dan sekitarnya.
Pelabuhan Muaro telah mulai digunakan sejak abad ke-17, seiring dengan kedatangan bangsa Belanda ke kota Padang, dari sehiliran aliran sungai yang bernama Batang Arau pada pelabuhan Muaro ini, sampai sekarang masih banyak dijumpai bangunan-bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda.
Pelabuhan Muaro Padang memiliki Sejarah mulai dari Zaman Penjajahan Belanda. Dijadikan pintu gerbang untuk measuknya kapal-kapal yang akan membawa hasil bumi dari Sumatera Barat. Daerah Sumatera Barat yang kaya akan hasil hutan dan perkebunan membuat Belanda tertarik. Kegiatan di Pelabuhan Muara Padang yang sejak zaman Belanda sampai sekarang tidak pernah berhenti walaupun dalam hal volume barang dan Volume bobot kapal ada penurunan dikarenakan kendala kedalaman di Pelabuhan. Dilintasi jalan raya, pelabuhan ini sangat cocok untuk jalan-jalan sambil menikmati pemandangan khas pelabuhan nelayan dengan perahu-perahu penangkap ikan.
Kawasan wisata Pelabuhan Muaro Padang yang terintegrasi dengan kawasan kota tua, dan kawasan wisata Gunung Padang. Di kawasan Pelabuhan Muara Padang masih banyak spot yang menyimpan eksotisme pesona alam di sepanjang Pelabuhan Muaro Padang. Sisi eksotis itu bisa di dapat dari kawasan perbukitan yang membentang disisi Pelabuhan Muaro menghadap ke Kota Padang.
Perpaduan lukisan alam sungai, perkampungan, kawasan kota tua, pelabuhan muara, pantai padang dan samudera hindia dan kota padang dari kejauhan membuat mata enggan berkedip. Jika suatu kali anda berkunjung kawasan kota tua dan pelabuhan Muara Padang dan kawasan wisata Gunung Padang, pesona alam yang eksotis itu bisa anda dapatkan dari pinggang perbukitan yang berada disisi Batang Arau.
Dalam fungsinya sebagai sebagai pintu gerbang antar pulau terutama menuju ke atau dari kabupaten Kepulauan Mentawai, pulau Sikuai dan sekitarnya. Di zaman dulu tentu fungsi pelabuhan Muara Padang lebih dari sekedar antar pilau dan saat kini Pelabuahan Muara juga berfungsi sebagai penyangga keberadaan kawasan Muara Padang dan Bukit Siti Nurbaya sebagai objek wisata.
Pelabuhan Teluk Bayur adalah salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur sebelumnya bernama Emmahaven yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor dari dan ke Sumatera Barat.
Hingga era Perang Dunia II, Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu dari lima pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya Singapura sebagai pelabuhan transit, Selat Malaka menjadi jalur pelayaran yang penting sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas perdagangan di Teluk Bayur.
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang dari PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebuah BUMN yang mengelola beberapa pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur saat ini telah memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9002 sehingga dapat dikatakan telah menjadi Pelabuhan Kelas Satu.
Fasilitas
Pelabuhan Teluk Bayur menyediakan pelayanan pelabuhan dan pelayanan lainnya antara lain:
Kolam pelabuhan
Pelayanan pandu & tunda
Fasilitas infrastruktur pelabuhan termasuk dermaga, dolphin, & tambatan
Gudang, lapangan, penanganan barang beserta perlengkapannya
Operasi penanganan petikemas
Operasi penanganan bulk cargo
Terminal penumpang
Utilitas area darat pelabuhan & properti untuk usaha-usaha lebih produktif
Kolam Pelabuhan 30,89 ha
Area Darat 544 ha
Dermaga 1.565 m
Gudang Penumpukan 18.401 m²
Fasilitas Batu Bara 10,77 ha
Fasilitas Semen 11 unit
Fasilitas Pupuk 9.500 ton
Fasilitas Minyak Sawit 15 unit
Area Terminal Penumpang 1.608 m²
Pelabuhan Muaro
Pelabuhan Muaro Padang salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, Sumatera Barat, Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang antarpulau terutama menuju ke atau dari kabupaten Kepulauan Mentawai, pulau Sikuai dan sekitarnya.
Pelabuhan Muaro telah mulai digunakan sejak abad ke-17, seiring dengan kedatangan bangsa Belanda ke kota Padang, dari sehiliran aliran sungai yang bernama Batang Arau pada pelabuhan Muaro ini, sampai sekarang masih banyak dijumpai bangunan-bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda.
Pelabuhan Muaro Padang memiliki Sejarah mulai dari Zaman Penjajahan Belanda. Dijadikan pintu gerbang untuk measuknya kapal-kapal yang akan membawa hasil bumi dari Sumatera Barat. Daerah Sumatera Barat yang kaya akan hasil hutan dan perkebunan membuat Belanda tertarik. Kegiatan di Pelabuhan Muara Padang yang sejak zaman Belanda sampai sekarang tidak pernah berhenti walaupun dalam hal volume barang dan Volume bobot kapal ada penurunan dikarenakan kendala kedalaman di Pelabuhan. Dilintasi jalan raya, pelabuhan ini sangat cocok untuk jalan-jalan sambil menikmati pemandangan khas pelabuhan nelayan dengan perahu-perahu penangkap ikan.
Kawasan wisata Pelabuhan Muaro Padang yang terintegrasi dengan kawasan kota tua, dan kawasan wisata Gunung Padang. Di kawasan Pelabuhan Muara Padang masih banyak spot yang menyimpan eksotisme pesona alam di sepanjang Pelabuhan Muaro Padang. Sisi eksotis itu bisa di dapat dari kawasan perbukitan yang membentang disisi Pelabuhan Muaro menghadap ke Kota Padang.
Perpaduan lukisan alam sungai, perkampungan, kawasan kota tua, pelabuhan muara, pantai padang dan samudera hindia dan kota padang dari kejauhan membuat mata enggan berkedip. Jika suatu kali anda berkunjung kawasan kota tua dan pelabuhan Muara Padang dan kawasan wisata Gunung Padang, pesona alam yang eksotis itu bisa anda dapatkan dari pinggang perbukitan yang berada disisi Batang Arau.
Dalam fungsinya sebagai sebagai pintu gerbang antar pulau terutama menuju ke atau dari kabupaten Kepulauan Mentawai, pulau Sikuai dan sekitarnya. Di zaman dulu tentu fungsi pelabuhan Muara Padang lebih dari sekedar antar pilau dan saat kini Pelabuahan Muara juga berfungsi sebagai penyangga keberadaan kawasan Muara Padang dan Bukit Siti Nurbaya sebagai objek wisata.