SAWAHLUNTO – PadangInfo.Com – Gedung baru Balai Adat Kenagarian Silungkang senilai Rp 637, 2 juta diresmikan Walikota Sawahlunto Deri Asta, Kamis pekan lalu. Sumber dana pembangunan berasal dari dari berbagai pihak, perantau Silungkang di Jakarta, termasuk bantuan dari pemko setempat sebesar Rp 157, 5 juta.
Deri Asta mengatakan peresmian Balai Adat Nagori Silungkang ini merupakan gedung balai adat keempat yang sudah diresmikannya. Ia mengharapkan peresmian gedung ini dapat lebih membina kekerabatan dan kesinambungan pelestarian adat dan budaya Minangkabau di nagari Silungkang ini khususnya dan Sawahlunto pada umumnya.
“Pelestarian nilai-nilat adat harus berkesenambungan dan harus diwariskan kepada anak cucu kita. Ini harus menjadi perhatian semua, “kata Deri Asta
Presmian pemakaian Balai Adat itu diawali serah terima gedung dari Panitia Pemabngunan kepada KAN Nagori Silungkang. Kemudian dilanjutkan dengan penantangani Prasasti oleh walikota Deri Asta. Gedung Balai Adat kenagarian Silungkang Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto resmi di gunakan. Gedung megah yang terletak di Pasar Silungkang ini dibangun dengan bantuan dari berbagai pihak, diantaranya sumbangan dari para perantau Nagari Silungkang yang ada di Jakarta, disamping tentu dengan dana DAK Kota Sawahlunto sebesar Rp.157.500.000,-.
Sukri Husin Sutan Langik, selaku panitia pembangunan balai adat dan juga Sekretaris Wirid Pidato Adat Silungkang di Jakarta menegaskan peran serta para perantau Nagari Silungkang sangat membantu terlaksananya pembangunan Gedung itu yang menelan dana sebesar Rp. 637.230.000.
Sukri Husin Sutan Langik memaparkan keberadaan Lembaga Wirid Pidato Adat Silungkang di Jakarta untuk mempelajari pidato adat dan sejumlah pengetahuan lainnya terkait adaik salingka nagori bagi perantau Silungkang di Jakarta
Organisasi pidato adat itu berada dibawah Persatuan Keluarga Silungkang (PKS). Mereka setiap Minggu malam berkumpul membahas pidato adat itu. Minat para perantau Silungkang untuk mengikuti kegiatan tersebut terbilang cukup tinggi, sedikitnya dalam setiap pertemuan dihadir 20 orang perantau.
“Pesertanya masih muda-muda, rata-ratanya berusia dibawah 50 tahun. Kegiatan ini rutin kita laksanakan sejak tahun 2006 lalu. Sebelumnya, kegiatan belajar pidato adat ini pertamakali dimulai pada tahun 1996, yang dikoordinatori oleh Alm. Maas Malin Mancayo. Namun sejak tahun 2001 kegiatan ini sempat vakum ,” jelas Sukri Husin
Selain pidato adat , kata Sukri Husin, pihaknya juga mengadakan pelatihan kepemimpinan adat Minang., seni bicara adat di depan umum. Juga, memfasilitasi pemberian gelar “batogak gola” kepada warga Silungkang yang sudah menikah namun belum diberikan gelar
Peresmian Gedung Balai Adat juga dihadiri Wakil Walikota Sawahlunto ZohirinSayuti, unsur Porkopimda, para kepala OPD, Ninik Mamak , Alim Ulama, Bundo Kandung , Generasi Muda serta Tokoh Masyarakat Silungkang baik yang berdomisili di Kampung Halaman dan di perantauan.(ris)
Deri Asta mengatakan peresmian Balai Adat Nagori Silungkang ini merupakan gedung balai adat keempat yang sudah diresmikannya. Ia mengharapkan peresmian gedung ini dapat lebih membina kekerabatan dan kesinambungan pelestarian adat dan budaya Minangkabau di nagari Silungkang ini khususnya dan Sawahlunto pada umumnya.
“Pelestarian nilai-nilat adat harus berkesenambungan dan harus diwariskan kepada anak cucu kita. Ini harus menjadi perhatian semua, “kata Deri Asta
Presmian pemakaian Balai Adat itu diawali serah terima gedung dari Panitia Pemabngunan kepada KAN Nagori Silungkang. Kemudian dilanjutkan dengan penantangani Prasasti oleh walikota Deri Asta. Gedung Balai Adat kenagarian Silungkang Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto resmi di gunakan. Gedung megah yang terletak di Pasar Silungkang ini dibangun dengan bantuan dari berbagai pihak, diantaranya sumbangan dari para perantau Nagari Silungkang yang ada di Jakarta, disamping tentu dengan dana DAK Kota Sawahlunto sebesar Rp.157.500.000,-.
Sukri Husin Sutan Langik, selaku panitia pembangunan balai adat dan juga Sekretaris Wirid Pidato Adat Silungkang di Jakarta menegaskan peran serta para perantau Nagari Silungkang sangat membantu terlaksananya pembangunan Gedung itu yang menelan dana sebesar Rp. 637.230.000.
Sukri Husin Sutan Langik memaparkan keberadaan Lembaga Wirid Pidato Adat Silungkang di Jakarta untuk mempelajari pidato adat dan sejumlah pengetahuan lainnya terkait adaik salingka nagori bagi perantau Silungkang di Jakarta
Organisasi pidato adat itu berada dibawah Persatuan Keluarga Silungkang (PKS). Mereka setiap Minggu malam berkumpul membahas pidato adat itu. Minat para perantau Silungkang untuk mengikuti kegiatan tersebut terbilang cukup tinggi, sedikitnya dalam setiap pertemuan dihadir 20 orang perantau.
“Pesertanya masih muda-muda, rata-ratanya berusia dibawah 50 tahun. Kegiatan ini rutin kita laksanakan sejak tahun 2006 lalu. Sebelumnya, kegiatan belajar pidato adat ini pertamakali dimulai pada tahun 1996, yang dikoordinatori oleh Alm. Maas Malin Mancayo. Namun sejak tahun 2001 kegiatan ini sempat vakum ,” jelas Sukri Husin
Selain pidato adat , kata Sukri Husin, pihaknya juga mengadakan pelatihan kepemimpinan adat Minang., seni bicara adat di depan umum. Juga, memfasilitasi pemberian gelar “batogak gola” kepada warga Silungkang yang sudah menikah namun belum diberikan gelar
Peresmian Gedung Balai Adat juga dihadiri Wakil Walikota Sawahlunto ZohirinSayuti, unsur Porkopimda, para kepala OPD, Ninik Mamak , Alim Ulama, Bundo Kandung , Generasi Muda serta Tokoh Masyarakat Silungkang baik yang berdomisili di Kampung Halaman dan di perantauan.(ris)