“Berbagai pembenahan dilakukan PT Pelindo II Teluk Bayur sehingga meningkatkan produktifitas, kapasitas produksi bertambah, dan waktu tunggu menjadi lebih singkat,”kata GM Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Armen Amir di Padang, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, Pelindo II berencana membangun lima terminal di Pelabuhan Teluk Bayur guna menunjang pertumbuhan ekonomi di Sumbar.
“Lima terminal bakal di bangun yakni yakni Terminal petikemas, Terminal semen, Terminal Batu bara, Terminal Curah cair serta Terminal Multipurpose,”jelasnya .
Selain itu Pelindo II Teluk Bayur juga melakukan pembangunan sejumlah insfratruktur.
Pelindo II Teluk Bayur fokus menata kawasan pelabuhan dengan kelengkapan fasilitas yang diperlukan, seperti gudang, serta penambahan luas lahan untuk mendukung operasional jasa kepelabuhan
Ia menambahkan, pembangunan sejumlah insfratruktur tersebut total investasi dikucurkan mencapai triliunan rupiah.
Insfratruktur diantaranya Pembangunan gudang A dengan nilai rp39,6 M, pembangunan pool truk senilai Rp2,4 M, pembangunan workshop nilai investasi Rp6,1 M.
“Kemudian Lapangan Lini II dan lapangan petikemas dengan nilai investasi Rp28,4 M, perkuatan, perbaikan dan perpanjangan Dermaga TKS dengan nilai investasi Rp87,7 M,”imbuhnya.
Armen Amir, investasi dikucurkan Pelindo tidak melibat pihak ketiga. Dana pembangunan dari Pelindo II. Ada beberapa proyek yang skemanya multiyears.
“Pembangunan sejumlah infrastruktur ini mengembalikan kejayaan teluk bayur yang sekarang bertipe madya,”ungkapanya.
Investasi cukup besar ini, Armen berharap bisa meningkatkan pendapatan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang.
Pelindo II Cabang Teluk Bayur Padang Tahun 2018 ditargetkan pendapatan Rp30 miliar. Pada semester 1, sudah mampu dicapai 17 miliar.
“Optimis tahun 2018 ini mampu mencapai pendapatan Rp50 miliar. Dengan pembangunan sejumlah infrastruktur pada 2019, diharapkan dapat lebih meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
Fauzi, Deputy General Manager Pelindo II Cabang Pelabuhan Teluk Bayur menyatakan, Pelindo II segera membangun terminal curah cair baru untuk menampung arus CPO yang semakin meningkat.
Ia menjelaskan pembangunan fasilitas baru untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan throughput CPO di pelabuhan tersibuk di Sumatera Barat itu. Fasilitas terminal minyak sawit mentah yang tersedia sudah tidak mampu lagi melayani dan menampung pengapalan ekspor dan pengapalan domestic (ak/son)
