“Tahun anggaran ini, kita akan fokus dan berupaya memperbanyak porsi kegiatan pemberdayaan dan pembangunan sesuai Prioritas Arah Kebijakan penggunaan Dana Desa,” kata tokoh muda asal Sumatera Barat tersebut dalam silaturahim dengan masyarakat di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam, baru-baru ini
Desa-desa yang berpotensi menjadi Desa Mandiri, terlebih dahulu diarahkan dan dikelola dalam program Desa Model
Nagari Panampuang memanfaatkan dana desa sejak 2015. Saat ini berada di posisi 7 dari 15 Besar sebagai Desa Model di Indonesia. Satu-satunya di Sumatera Barat. Capaian tersebut didasarkan pada kajian tim penilai dan Verifikasi Desa Model Kementerian Desa PDTT.
Aspek yang menjadikan capaian tersebut terkait dengan nilai pembangunan, ketepatan penggunaan dana desa, transparansi, tata kelola pemerintahan, partisipasi masyarakat serta pemberdayaan masyarakat yang tinggi
Menurut Zulhendra, S.HI, Wali Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Agam, saat ini nagarinya ingin menjadi Nagari Madani, Mandiri dalam Kebersamaan.
“Kami ingin nagari ini bisa menjadi nagari model, atau desa model,” katanya.
Ia menyebutkan, potensi untuk menjadi nagari (desa) model, tidaklah berlebihan. Industri Kreatif yang ditargetkan menjadi Prukades atau Produk Unggulan Desa terus berkembang. Industri kreatif diantaranya Usaha Makanan Pangan Lokal, Sulaman, Industri Ukiran Perabot.
Usaha pengembangan produk lokal, khususnya sulaman tradisional di Nagari Panampuang, pernah mendapatkan bantuan berupa Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL).
Sulaman tradisional akan jadi ikon nagari. Produk Unggulan Desa ini dikelola Badan Usaha Milik (BUM) Nagari Panampuang. Hampir tiap rumah tangga di Nagari Panampuang bergerak mengelola sulaman. Potensi ini diharapkan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat nagari. Pendapatannya sekaligus menjadi sumber pendapatan nagari.(mp)
