Padanginfo.com - Setelah menonaktifkan Google+ pada April lalu, Google dikabarkan kembali merancang sebuah aplikasi jejaring sosial. Aplikasi bernama Shoelace ini punya fungsi mirip dengan Facebook Events.
Shoelace dibuat oleh Area 120, sebuah inkubator yang berada di bawah naungan Google. Uniknya, Shoelace memiliki ruang lingkup yang lebih kecil, karena aplikasi ini digunakan berbasis wilayah atau lokasi.
Melalui Shoelace, pengguna dapat mengatur serangkaian aktivitas dan mengorganisasi kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Fungsi ini disebut sebagai "Loops" dan serupa dengan Facebook Events.
Karena berbasis lokasi, pengguna Shoelace juga dapat melihat kegiatan apa saja yang tersedia yang ada di sekitarnya. Dengan demikian mereka dapat terhubung dengan pengguna lain berdasarkan minat yang sama, misalnya olahraga.
Dikutip kompas.com dari Phone Arena, Senin (15/7/2019), Shoelace mirip dengan Tinder, dan memang dibuat agar pengguna dapat menemukan kegiatan atau pengguna lain yang sesuai dengan minatnya.
Shoelace pun kabarnya kini tengah diuji coba di wilayah New York, Amerika Serikat.
Meski memiliki konsep sebagai media sosial Shoelace tidak dibuat untuk bersaing dengan Facebook atau sekadar menggantikan Google+. Shoelace adalah produk baru yang dapat digunakan pengguna untuk bersosialisasi.
Kendati demikian, belum diketahui apakah nantinya Shoelace juga akan hadir dalam versi web atau desktop. Aplikasi ini baru dipastikan akan tersedia untuk perangkat Android dan iOS.
Google belum memberi komentar lebih lanjut terkait hal ini.
Google sendiri sebenarnya pernah memiliki aplikasi dengan konsep yang serupa, Schemer namanya. Schemer juga memanfaatkan lokasi pengguna untuk berinteraksi dan bertemu dengan pengguna lainnya.(*)
Shoelace dibuat oleh Area 120, sebuah inkubator yang berada di bawah naungan Google. Uniknya, Shoelace memiliki ruang lingkup yang lebih kecil, karena aplikasi ini digunakan berbasis wilayah atau lokasi.
Melalui Shoelace, pengguna dapat mengatur serangkaian aktivitas dan mengorganisasi kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Fungsi ini disebut sebagai "Loops" dan serupa dengan Facebook Events.
Karena berbasis lokasi, pengguna Shoelace juga dapat melihat kegiatan apa saja yang tersedia yang ada di sekitarnya. Dengan demikian mereka dapat terhubung dengan pengguna lain berdasarkan minat yang sama, misalnya olahraga.
Dikutip kompas.com dari Phone Arena, Senin (15/7/2019), Shoelace mirip dengan Tinder, dan memang dibuat agar pengguna dapat menemukan kegiatan atau pengguna lain yang sesuai dengan minatnya.
Shoelace pun kabarnya kini tengah diuji coba di wilayah New York, Amerika Serikat.
Meski memiliki konsep sebagai media sosial Shoelace tidak dibuat untuk bersaing dengan Facebook atau sekadar menggantikan Google+. Shoelace adalah produk baru yang dapat digunakan pengguna untuk bersosialisasi.
Kendati demikian, belum diketahui apakah nantinya Shoelace juga akan hadir dalam versi web atau desktop. Aplikasi ini baru dipastikan akan tersedia untuk perangkat Android dan iOS.
Google belum memberi komentar lebih lanjut terkait hal ini.
Google sendiri sebenarnya pernah memiliki aplikasi dengan konsep yang serupa, Schemer namanya. Schemer juga memanfaatkan lokasi pengguna untuk berinteraksi dan bertemu dengan pengguna lainnya.(*)