Notification

×

Iklan

Iklan



Ini Dampak Buruk Berita Hoax bagi Kesehatan Mental

Selasa, 08 Oktober 2019 | 10/08/2019 WIB Last Updated 2019-10-08T05:13:07Z
padanginfo.com - Berita palsu atau yang dikenal dengan istilah populer “hoax” bisa bertebaran dalam berbagai bentuk, mulai dari tulisan, foto, dan video.

Di era ini, semua orang bisa menggunakan media sosial, dan berita hoax jadi sangat mudah tersebar.

Mengingat dampaknya sangat buruk, setiap orang pasti ingin menghindarinya. Terutama ketika ada isu penting yang tersebar di tengah masyarakat, tentu kamu ingin mendapatkan informasi yang valid dan berkredabilitas agar bisa up to date dengan kabar terkini.

Selain itu, seperti dilansir kompas.com, dampak buruk berita hoax juga bisa merugikan kesehatan mental. Seperti ini penjelasan ilmiahnya:

Dalam sebuah studi, para psikolog sepakat bahwa berita hoax bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental, seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD), menimbulkan kecemasan, sampai kekerasan.

Tidak hanya itu, psikolog percaya, orang yang terpapar berita hoax juga bisa membutuhkan terapi, karena diselimuti kecemasan, stres, dan merasa kesepian karena berita palsu.

Psikolog meyakini, berita hoax dihadirkan untuk memanipulasi banyak orang. Sebab, berita palsu bisa memanfaatkan kelompok orang yang takut, dan mengambil keuntungan ketakutan itu.

Jangan menyepelekan dampak buruk berita hoax pada kesehatan mental. Sebab, efeknya bisa berlangsung dalam jangka panjang. Misalnya, mengganggu situasi emosional dan suasana hati yang berkepanjangan, sampai “menghantui” pikiran untuk waktu yang lama.

Malas mencari tahu kebenaran suatu berita? Ini akibatnya

Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mengonfirmasi atau mencari tahu sumber sebuah berita, cenderung menunjukkan gejala fisik dan mental yang kurang sehat.

Para peneliti menemukan, orang-orang yang tidak gemar mencari tahu kebenaran atas sebuah berita, memiliki respons yang tidak baik, saat dihadapkan dengan informasi menyesatkan dalam situasi stres.

Akibatnya, muncul rasa stres, respons jantung yang tidak normal, dan perilaku membaca tak menentu.

Hal ini juga berpengaruh pada aspek psikologis. Orang-orang yang enggan mencari tahu kebenaran suatu berita akan merasa kurang percaya diri dan suka menganggap diri mereka negatif.

Dengan demikian, kemampuan seseorang untuk menilai keaslian suatu berita, bisa memengaruhi kondisi kesehatannya, baik secara fisik maupun mental.

Cara menghindari berita hoax demi kesehatan mental

Ada banyak cara untuk tidak “termakan rayuan gombal” berita hoax yang sampai ke telinga maupun mata kita. Beberapa di antaranya ialah:

Bersikap skeptis

Sebelum memercayai sebuah kabar, tanya dulu diri sendiri, apakah sumbernya dapat dipercaya? Untuk menghindari berita hoax, ada baiknya kita lebih jeli dalam memverifikasi sumber datangnya berita, agar tidak ada kabar hoax.

Belajar menilai kabar

Menurut penelitian, orang yang sulit menilai keaslian sebuah kabar di televisi, koran atau media sosial, cenderung mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya.

Oleh karena itu, belajar menilai informasi yang diterima, misalnya mencerna apakah info itu masuk akal, menjadi cara tepat dalam mempersiapkan diri dalam menangkal berita hoax.

Periksa waktu penerbitan informasi

Dalam hal ini, waktu penerbitan informasi, memerankan peran penting dalam penyebaran kabar hoax. Sebab, banyak berita yang sudah tidak relevan, kemudian dirilis lagi untuk memanaskan suasana. Akibatnya, banyak orang yang bisa terkena dampak buruknya.

Bertanya pada ahli

Untuk lebih memastikan lagi, bertanya langsung kepada ahli dalam bidang tertentu. Misalnya, bertanya kepada ahli hukum, mengenai informasi tidak jelas mengenai kasus hukum tertentu, yang ramai beredar di masyarakat.

Selain itu, kita pun bisa memanfaatkan situs-situs yang menyediakan layanan pengecekan fakta, agar berita hoax dapat dihindari.

Lawan dengan humor

Salah satu cara ampuh dan positif dalam memerangi perasaan yang didapatkan setelah membaca berita hoax ialah dengan tertawa. Humor atau candaan dianggap efektif dalam memerangi stres dan kecemasan, akibat hoax.

Mulai beraksi

Mengubah perasaan amarah, stres, dan kecemasan menjadi aksi disebut bisa membantu, seperti membuat petisi untuk menghilangkan berita hoax hingga melakukan protes.

Hal ini diyakini efektif untuk mengalahkan rasa stres yang kita rasakan, setelah membaca berita hoax.

Sebelum memercayai berita secara utuh, cari tahu kebenarannya, dengan bertanya kepada ahli, serta melihat kredibilitas sumbernya.

Selain itu, tak ada salahnya bersikap skeptis, dengan tidak mudah memercayai suatu informasi. Jika bukan kita yang menyaring berita hoax supaya tidak “menyerang” diri sendiri dan orang-orang terdekat, siapa lagi?(*)


×
Berita Terbaru Update