Walikota Deri Asta melaunching Masjid ramah anak (ris) |
"Jangan marahi anak-anak yang datang ke masjid, meski mereka kadang bergelut atau membuat ribut. Jangan buat anak-anak takut datang ke mesjid, tapi buatlah berbagai kegiatan positif untuk anak-anak nyaman di masjid, sehingga hatinya tertanam cinta mesjid, cinta ibadah" ajak Deri Asta yang juga Ketua PAN Sawahlunto saat melaunching gerakan Masjid /Musholla Sawahlunto Ramah Anak di Masjid Agung Nurul Islam, Senin 20/1/2020.
Launching Masjid / Mushola Ramah Anak ini menjadi salah satu strategi Pemko Sawahlunto untuk menciptakan Kota Layak Anak yang menjamin pemenuhan hak-hak anak untuk beribadah di rumah ibadah.
Gerakan ini juga menjadi strategi menciptakan generasi cinta mesjid, merealisasikan visi misi Pemerintahan Deri Asta -Zohirin Sayuti.
Disaksikan Dewan Mesjid Sumatera Barat, Walikota Sawahlunto menandatangani pakta integritas bersama sejumlah unsur untuk berkomitmen menciptakan Masjid Mushola Sawahlunto Ramah Anak. Unsur yang berkomitmen mendukung gerakan ini diantaranya Kemenag, Kepala Desa/Lurah, Pengurus Masjid dan Musholla, LKAAM, MUI, FKUB dan Dewan Masjid Kota Sawahlunto.
H.Afdhal Ketua Dewan Masjid Kota Sawahlunto mengakui adanya fenomena di masyarakat, dimana ada pengurus masjid/musholla bersikap kasar terhadap anak-anak. Ia berharap gerakan ini akan menggugah kesadaran masyarakat dan menjadi salah satu jawaban dari persoalan umat.
El Yunus Dewan Masjid Sumbar Bidang Advokasi Hukum mengungkapkan hal senada. "Ada paradigma di masyarakat yang harus dirubah. Anak-anak seharusnya diposisikan sholat disamping orang dewasa sehingga mereka belajar tertib. Tidak ada dalil syar'i yang menyatakan anak-anak bisa memutus syaf sholat orang dewasa, sehingga mereka harus digusur ke ujung bahkan ke belakang" ungkapnya.
Ia menegaskan, mesjid bukan haknya orang dewasa saja, tapi seharusnya menjadi tempat
mendidik anak-anak untuk cinta ibadah, menjadi pondasi awal membangun jemaah.
Bahkan ia menyebut sabda Nabi SAW "Bila tdak ada lagi riuh riang suara anak-anak di masjid, maka tunggulah kehancuran akan datang".
Dedi Syahendri, SSTP Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan dan Anak, mengatakan akan ada penilaian masjid musholla ramah anak tingkat Kota Sawahlunto hingga tingkat nasional, untuk mendorong inovasi pengurus Mesjid/musholla menciptakan Masjid Mushola Ramah Anak. (Riswan Idris )