padanginfo.com - JAKARTA - Upaya untuk menemukan vaksin bagi virus corona (COVID-19) terus dilakukan seiring semakin meningkatnya jumlah korban terinfeksi maupun tewas akibat virus asal Wuhan, China itu.
Salah satu caranya yaitu dengan mengupayakan uji coba pada manusia langsung, sebagaimana yang sedang diupayakan oleh Pusat Inovasi Queen Mary Bio Enterprises yang berlokasi di London, Inggris. Lembaga ini sedang mencari 24 orang yang ingin menjadi sukarelawan.
Namun begitu, upaya yang melibatkan 'tikus percobaan manusia' ini akan mengharuskan relawan manusia yang sehat untuk disuntik dengan virus corona yang berbahaya tersebut.
Upaya yang akan dilakukan oleh perusahaan penelitian dan pengembangan medis Hvivo itu memang terdengar sangat berisiko. Namun, kepala ilmuwan Hvivo Andrew Catchpole mengatakan yakin hasil penelitian ini akan mampu menghasilkan vaksin bagi COVID-19.
"Perusahaan obat bisa mendapatkan ide yang sangat bagus dalam beberapa bulan setelah memulai studi vaksin, (untuk mengetahui) apakah itu berfungsi atau tidak, menggunakan sampel orang yang begitu sedikit," kata Catchpole seperti dikutip cnbcindonesia.com.
Untuk menarik peserta, lembaga itu telah menyiapkan hadiah uang senilai US$ 4.588 atau lebih dari RP 63 juta bagi sukarelawan yang bersedia mengikuti penelitian.
Namun, selain mau disuntikkan virus corona ke dalam tubuhnya, sukarelawan itu juga harus mau menjalani beberapa tahapan dalam penelitian itu, lapor New York Post. Di antaranya yaitu harus lolos uji kekebalan dengan cara disuntik dengan dua strain virus yang lebih lemah dari virus COVID-19. Kedua virus itu yaitu jenis 0C43 dan 229E, yang dapat menyebabkan gejala pernapasan ringan. Setelahnya, para relawan akan diberikan vaksin baru atau yang sudah ada.
Selanjutnya, para dokter yang mengenakan pakaian pelindung dan ventilator, akan menganalisis respons pasien terhadap vaksin. Hasilnya akan digunakan para peneliti untuk fokus pada perawatan yang paling efektif untuk melacak virus-virus itu dengan cepat.
Pasien yang sudah diinfeksi dengan virus corona baru juga akan dilarang keluar dari tempat karantina selama dua minggu. Mereka juga harus mau makanannya dibatasi dan menghindari kontak dengan manusia lain, serta harus berolahraga secara teratur.
Hvivo adalah satu dari 20 perusahaan dan organisasi yang berlomba menemukan vaksin untuk covid-19. Hvivo sering menjalankan uji coba serupa di bawah program Flucamp untuk menemukan flu biasa.
Lowongan pekerjaan itu diunggah akun Instagram Indonesia volunteering, Selasa (10/3). Unggahan itu telah dikomentari lebih dari dua ribu orang dan disukai lebih dari 10 ribu akun.(*)
Salah satu caranya yaitu dengan mengupayakan uji coba pada manusia langsung, sebagaimana yang sedang diupayakan oleh Pusat Inovasi Queen Mary Bio Enterprises yang berlokasi di London, Inggris. Lembaga ini sedang mencari 24 orang yang ingin menjadi sukarelawan.
Namun begitu, upaya yang melibatkan 'tikus percobaan manusia' ini akan mengharuskan relawan manusia yang sehat untuk disuntik dengan virus corona yang berbahaya tersebut.
Upaya yang akan dilakukan oleh perusahaan penelitian dan pengembangan medis Hvivo itu memang terdengar sangat berisiko. Namun, kepala ilmuwan Hvivo Andrew Catchpole mengatakan yakin hasil penelitian ini akan mampu menghasilkan vaksin bagi COVID-19.
"Perusahaan obat bisa mendapatkan ide yang sangat bagus dalam beberapa bulan setelah memulai studi vaksin, (untuk mengetahui) apakah itu berfungsi atau tidak, menggunakan sampel orang yang begitu sedikit," kata Catchpole seperti dikutip cnbcindonesia.com.
Untuk menarik peserta, lembaga itu telah menyiapkan hadiah uang senilai US$ 4.588 atau lebih dari RP 63 juta bagi sukarelawan yang bersedia mengikuti penelitian.
Namun, selain mau disuntikkan virus corona ke dalam tubuhnya, sukarelawan itu juga harus mau menjalani beberapa tahapan dalam penelitian itu, lapor New York Post. Di antaranya yaitu harus lolos uji kekebalan dengan cara disuntik dengan dua strain virus yang lebih lemah dari virus COVID-19. Kedua virus itu yaitu jenis 0C43 dan 229E, yang dapat menyebabkan gejala pernapasan ringan. Setelahnya, para relawan akan diberikan vaksin baru atau yang sudah ada.
Selanjutnya, para dokter yang mengenakan pakaian pelindung dan ventilator, akan menganalisis respons pasien terhadap vaksin. Hasilnya akan digunakan para peneliti untuk fokus pada perawatan yang paling efektif untuk melacak virus-virus itu dengan cepat.
Pasien yang sudah diinfeksi dengan virus corona baru juga akan dilarang keluar dari tempat karantina selama dua minggu. Mereka juga harus mau makanannya dibatasi dan menghindari kontak dengan manusia lain, serta harus berolahraga secara teratur.
Hvivo adalah satu dari 20 perusahaan dan organisasi yang berlomba menemukan vaksin untuk covid-19. Hvivo sering menjalankan uji coba serupa di bawah program Flucamp untuk menemukan flu biasa.
Lowongan pekerjaan itu diunggah akun Instagram Indonesia volunteering, Selasa (10/3). Unggahan itu telah dikomentari lebih dari dua ribu orang dan disukai lebih dari 10 ribu akun.(*)