Buya H Mahyeldi bersama Umi Harneli |
Oleh Reido Deskumar
Pernah nonton film Habibie dan Ainun? Sebuah film yang menceritakan romatisme perjalanan cinta pasangan suami istri. Dikisahkan mulai dari mereka pernah satu sekolah, menikah, dan tentang perjalanan kehidupan awal Habibie saat menuntut ilmu di Jerman. Film ini sangat disukai oleh semua kalangan sehingga menjadi daftar film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia.
Dalam tulisan ini tidak akan bercerita kembali sosok Habibie Ainun, melainkan munculnya sosok Habibie dan Ainun baru yang sangat nyata adanya. Ya, momentum pemilihan Gubernur Sumbar tahun ini membuat terciptanya romantisme perjuangan pasangan suami istri. Siapa lagi kalau bukan Buya Mahyeldi dan istrinya Umi Harneli.
Bicara tentang Buya Mahyeldi dan Umi Harneli sebenarnya sudah banyak cerita yang mengalir bukan hanya muncul saat Pilgub Sumbar. Jauh sebelum itu, mereka sudah terbiasa dengan perjuangan. Akan tetapi pada pesta demokrasi terbesar di Sumbar 2020 Buya Mahyeldi dan Umi Harneli merupakan satu-satu pasangan suami istri Calon Gubernur Sumbar yang berjuang bersama terjun ke masyarakat.
Lihat saja ativitas yang dilakukan Buya Mahyeldi dan Umi Harneli tidak jauh bedanya. Setiap hari mereka terjun ke daerah menemui masyarakat dengan berbagai latar belakang. Mulai dari petani, pedagang, nelayan, pelaku UMKM, komunitas, emak-emak pengajian dan banyak lagi. Sudah ratusan titik yang dikunjungi untuk bertemu dan mendengarkan aspirasi masyarakat Sumbar.
Sebenarnya bisa saja Buya Mahyeldi berjuang sendirian tanpa Umi Harneli. Umi Harneli dirumah saja, fokus dengan pekerjaan rumah, mengurus anak, cucu, kegiatan arisan dan lainnya. Akan tetapi sepertinya tidak bagi Umi Harneli. Perjuangan Buya Mahyeldi merupakan sebuah perjuangan juga baginya. Dan Umi Harneli tidak ingin membiarkan Buya Mahyeldi berjuang sendirian. Apalagi Umi Harneli sudah terbiasa dengan kehidupan Buya Mahyeldi melayani masyarakat. Baik itu saat Buya Mahyeldi sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar, Wakil Walikota Padang dan Walikota Padang dua periode. Sehingga wajar saja aktivitas dengan masyarakat tak bisa dipisahkan darinya.
Romantisme perjuangan Buya Mahyeldi dan Istri sangat layak untuk diabadikan. Menjadi inspirasi bagi semua. Bagaimana sepasang suami istri saling membersamai bukan hanya soal rumah tangga membangun keluarga akan tetapi dalam bentuk hal lain termasuk perjuangan mengunjungi daerah menemui dan menyapa masyarakat.(*)