Isis dan ibunya di rumah yang sudah ambruk (dok)
padanginfo.com-PASAMAN- Isis Susanti siswa Sekolah Dasar Durian Parau, seperti biasa pagi itu bersiap ke sekolah. Ia selalu diantar sang Ayah ke Sekolah. Sebelum gempa, Isis bersama murid lainnnya telah berada di dalam kelas. Tak ada firasat buruk. Semuanya biasa-biasa saja, layak anak-anak ke sekolah untuk pergi belajar
Tapi, itulah, seperti kata pepatah, bencana datang tanpa diundang. Jumat (25/2/2022), tiba-tiba gempa menghoyak Kabupaten Pasaman. Spontan, masyarakat terkejut dan kaget. Bayangan mereka akan terjadi tsunami, sebagaimana yang pernah terjadi di Aceh, juga gedung-gedung yang roboh. Mereka berhambur keluar gedung, juga keluar dari ruamh. Para pelajar saat itu kocar-kacir menyelamatkan diri.
Isis selamat dari kepungan gempa. Waktu itu, terjadi gempa susulan beberapa kali. Orang tua Isis juga merasa cemas. Ia berupaya mencari Isis. Tanpa diduga, Isis sampai ke rumah dan disambut peluk tangis oleh Ayah-ibunya,
Isis tak membayang kuasa Tuhan. Pagi sebelum gempa, rumahnya masih utuh, tapi setelah itu, hatinya terenyuh meliahtnya rumah ambruk dihamtan gempa. Ia menangis tersedu-sedu
"Dima rumah wak mak (kemana rumah kita bu, -red)," ungkap Isis menangis. Ibunya berupaya membuyuk Asis agar tidak menangis," Sabar nak," jawab ibu.
Kesediah Isis juga dirasakan warga lainnya yang rumah ikut ambruk. Kini Isis bersama dua saudara dan ibu bapaknya tinggal di tenda pengungsian di koordinir tokoh warga Kampung Taruko Jorong Tigo Kampung Tabik Malampah.
Seminggu sudah Isis dan 31 kepala. keluarga hidup di tenda pengungsian. Isis kepada Tim Aksi Kemanusiaan TOP 100 yang menerobos kampung itu saat hujan deras mengungkap keinginan kembali ke sekolah.
Isis nampaknya menerima dengan tulus kehendak Allah SWT. Ia makin kuat saja, tentu ingin maju, ingin menjadi orang pintar guna membantu perekonomian orang taunya kelak. "Isis nio (mau) sikolah, Isi nio (mau) buek (bangun) lagi rumah," ujar anak sekolah dasar itu dengan semangat didampingi ibunya, Ideh.
Isis tiudaklah bermimpi. Tapi dengan semangatnya yang keras, ia ingin sekolah dan memiliki setumpauk harapan untuk membahagiakan orangtuanya. SEmoga mimpi Isis terwujud kelak. Ia akan membangun rumah orang tuanya yang ambruk dihantam gempa, semoga
Sep0erti diberitakanb sebelumnya, Isis yang rumahnya rata dengan tanah, padahal rumah permanen dengan susah payah dibangun oleh bapaknya (Tami,red) itu lewat banting tulang sebagai buruh tani dua tahun lalu.
Rumah anak sekolah dasar Isis Susanti itu beberapa saat setelah gempa Pasaman Barat 6,1 skala richter sempat viral menjadi kabar dan membuat tersentak dunia dahsyatnya gempa Jumat pagi seminggu lalu itu..
Aksi kemanusian TOP 100 ke Taruko berubah menjadi haru, Sari Lenggogeni dan Bundo Wati tak kuasa menahan haru saat ibu-ibu korban gempa Taruko itu curhat akan musibah yang menimpanya.
"Yang sabar ibu-ibu, keperihan ibu kami ikut bersedih. Tetap semangat dan yakinlah masyarakat Indonesia peduli kepada ibu-ibu. percayalah pemerintah kita pasti tak tinggal diam membantu ibu ibu semua," ujar Sari Lenggogeni.
Sementara itu Koordinator Jaringan Pemred Sumbar (JPS) Heri Sugairto mengatakan pihaknya tengah menggalang donasi untuk Isis dan pelajar lain bisa bersekolah.
"Semangat Isis dan hampir semua pelajar di daerah bencana untuk kembali bersekolah patut kita apresiasi dengan peduli membantu peralatan sekolah pelajar daerah bencana yang punah karena gempa di Pasaman Barat dan Pasaman," ujar Heri Sugiarto.
Menurut anggota JPS Adrian 'toaik' Tuswandi sejak Jumat JPS telah menggalang dana untuk bantu pelajar kembali bersekolah.
"JPS.punya mitra yang kepeduliannya sangat luar biasa, sehingga itu 250 paket peralatan sekolah lengkap, satu minggu hingga minggu kedepan kita sampaikan ke adik-adik pelajar tertimpa bencana di daerah episentrum Malampah dan Kajai," ujarnya ( asril koto )