Notification

×

Iklan

Iklan



DPRD Sumbar Minta Perusahaan Sawit di Daerah Utamakan Kebutuhan Lokal

Rabu, 13 April 2022 | 4/13/2022 WIB Last Updated 2022-04-13T06:53:44Z

 



Padanginfo.com-PADANG-
 Mengatasi kelangkaan minyak goreng yang terjadi dua bulan belakangan, DPRD Sumbar meminta perusahaan minyak sawit di daerah ini untuk mengutakan kebutuhan stok masyarakat di Sumbar.

Hal itu diampaikan Ketua DPRD Sumbar Supardi dalam rapat dengar pendapat bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar di Gedung DPRD Sumbar, Selasa 12 April 2022.

"Kita minta Dinas Perindustrian dan Perdagangan bisa menyediakan ketercukupan  kuota untuk Sumbar. Minimal lebih dari 50 persen," kata Supardi.

Diungkapkan Supardi,  persoalan migor di Sumbar karena pabrik minyak sawit local lebih mendistribusikan produksinya ke luar Sumbar.

Ia mencontohkan salah satu perusahaan di Sumbar, yakni PT Incasi Raya bisa memproduksi sekitar 600 ribu liter minyak perhari, namun yang diberikan ke Sumbar sekitar 250 ribu liter.

Menurut upardi,  seharusnya 80 persen minyak goreng yang ada di Sumbar dikonsentrasikan ke Sumbar, bukan ke luar provinsi.

“Sejatinya, migor di Sumbar tidak langka. Karena di sini banyak perusahaan sawit yang memproduksi minyak goring,” ungkap Supardi.

Persoalan selanjutnya yang disebabkan kelangkaan minyak goreng adalah terjadi kemahalan harga minyak goreng yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Tim Satgas Minyak Goreng Pemprov Sumbar Abdul mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah beberapa kali mencoba menekan harga minyak goreng dengan adanya HET. Kebijakan ini ditugaskan pada beberapa BUMN yang berperan dalam pendistribusian.

"Ada dari PT RNI, dari bulan Maret memang sudah didistribusikan sampai hari ini sekitar 458 ton yang telah disebar ke berbagai daerah," katanya.

Kemudian, PT PPI mulai pada bulan April juga menyebarkan sekitar 500 ton untuk didistribusikan di beberapa kabupaten kota.

Sementara itu, di daerah Pemprov juga bekerjasama dengan PT Incasi Raya dengan mendapatkan 150 ton untuk didistribusikan ke kabupaten dan kota di Sumbar.

Yang jadi masalah, ungkap Abdul,  saat ini penetapan harga belum berjalan sebagaimana diharapkan..

" HET perliter itu Rp14 ribu, namun di  lapangan terjadi harga y tidak sesuai dengan yang ditetapkan. Untuk itu kita koordinasi dengan Polda untuk mengawasi agar minyak goreng sesuai dengan harga HET,'  harapnya. (in).

 

 

 


×
Berita Terbaru Update