Notification

×

Iklan

Iklan



Mendagri: Banyak Kepala Daerah Tidak Memahami Keuangan Daerahnya

Kamis, 02 Juni 2022 | 6/02/2022 WIB Last Updated 2022-06-02T07:32:50Z

 

Mendagri Tito Karnavian. (Foto: Sindonews).

Padanginfo.com-JAKARTA- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan,  banyak kepala daerah yang tidak memahami keuangan daerahnya. Akibatnya, banyak kegiatan pembangunan yang penyelesaian keuangannya dipercepat, tapi baru bisa dibayar akhir tahun.


Hal itu diungkapkan oleh  Mendagri Tito Karnavian pada Rapat Koordinasi Nasional Keuangan Daerah Tahun 2022 di Jakarta, Kamis 2 Juni 2022.


Dihadapan  para kepala daerah se Indonesia itu Tito menyampaikan, sebenarnya kepala daereah bisa mengatur belanja operasional sehingga tidak seluruhnya direalisasi pada akhir tahun.


"Nah ini mohon betul kepada rekan-rekan kepala daerah untuk memberi atensi. Karena biasanya mohon maaf, saya berapa kali datang ke daerah-daerah, teman-teman kepala daerah banyak yang tidak paham tentang posisi keuangannya," ungkap Tito sebagaimana dikutip Kompas.com.



Berdasarkan data yang ia miliki, total simpanan pemerintah daerah per 30 April 2022, untuk pemerintahan provinsi mencapai Rp 65,59 triliun dan untuk pemerintah kabupaten/kota  Rp 125,98 triliun.


Di sisi lain mantan Kapolri ini juga mengungkapkan banyak dari kepala daerah yang hanya memedulikan eksekusi setiap program pemerintahan tanpa memerhatikan posisi keuangan daerah yang mereka pimpin. Padahal, kepala daerah juga memiliki peran sentral dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar setiap program bisa berjalan secara efektif.


"Realisasi belanjanya, realisasi pendapatannya (tidak paham), yang penting programnya jalan. . Sudah itu saja yang menjadi fokus. Nah yang menguasai itu adalah dari BPKAD, Bapenda, dan Sekda, tiga ini biasanya yang ngerti," ucap Tito.


Ia pun meminta agar kepala daerah, kepala BPKAD, dan kepala Bappeda membuat tahapan realisasi belanja agar setiap tahun ada dana yang beredar di masyarakat.


"Yang punya uang banyak kan negara, agar ada uang yang beredar di masyarakat, kalau ada uang yang berdar di masyarakat maka akan memperkuat daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga merupakan variabel terpenting untuk membentuk persentase pertumbuhan ekonomi," pungkas Tito. (kc).




×
Berita Terbaru Update