Dony Oskaria, pakai baju abu-abu dan berkacamata.
padanginfo.com-PADANG- Sumatera Barat ke depan membutuhkan pemimpin formal yang kuat. Tidak sekadar mencari popularitas semata. Sebab di era sekarang, banyak orang begitu mudahnya menjadi pemimpin formal, tapi tidak memiliki wawasan tentang daerah yang dipimpinnya.
Demikian disampaikan oleh Dony Oskaria, S.IP, MBA, dalam diskusi bersama anggota WA Group TOP 100, Sabtu 15 April 2023 di Padang.
WA Group TOP 100 adalah kumpulan sejumlah tokoh dari berbagai kalangan dan lintas ilmu serta profesi yang dalam chatingan grup membahas isu-isu aktual, khususnys untuk Sumatera Barat.
Dalam diskusi jelang buka bersama anggota mengambil topik Perspektif Sumatera Barat, Sekarang dan Kedepan.
Sebagai pembicara adalah Dony Oskaria dan DR. Miko Kamal, Phd, keduanya anggota Grup TOP 100. Diskusi dipandu Jasman Rizal, MM yang juga sebagai pendiri/admin utama TOP 100.
Dikatakan Dony yang juga Dirut Aviasi Pariwisata Indonesia, BUMN yang bergerak dalam pembangunan kepariwisataan, ketertinggalan Sumatera Barat dalam berbagai aspek dikarenakan pemimpin formal hanya memiliki kekuatan politik untuk meraih kursi kekuasaan. Banyak yang tidak memahami, mau diapakan daerah yang dipimpinnya. Sehingga ujug-ujug, karena berasal dari orang politik, maka konflik politiklah yang sering muncul antara kepala daerah dan wakilnya. Juga kepala daerah dengan staf.
Dony menyebutkan, Sumatera Barat ke depan harus dibangun dengan potensi yang dimiliki. Ada 3 hal yang bisa membangun pertumbuhan ekonomi Sumbar. Yakni Pariwisata, Perkebunan dan Pertanian.
"Ketiga sektor ini belum tergarap maksimal, " kata Dony.
Direktur Utama InJourney ini menyebut, pentingnya pemimpin yang punya visi kuat dan jauh ke depan dalam membangun Sumbar.
“Persoalan kepemimpinan kita selama ini adalah banyak di antara pemimpin-pemimpin formal yang berorientasi kekuasaan belaka. Pemimpin yang hanya berorientasi kekuasaan pasti tidak punya semangat yang kuat dalam memajukan daerah,” ujarnya.
Dony juga menyorot arah dan kebijakan pembangunan Kota Padang.
Tidak jelas kota ini mau dibawa kemana. Ruas jalan tidak bertambah signifikan, ruang publik (seperti trotoar dan bahu jalan) diokupasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Semua itu bisa di-clean-kan hanya oleh pemimpin yang punya visi jelas dan gelisah dengan keadaan itulah yang bisa mengubahnya. Sebab, kewenangan melakukan perubahan itu ada di tangan pemimpin formal.
"Perubahan prilaku itu butuh pemimpin yang strong leader,. Resiko tak dipilih kembali pada Pilkada itu lain lagi,” ujar Dony.
Sebelumnya, sebagai pemantik diskusi, Miko Kamal menyebut, Kota Padang sebagai etalase dan pintu gerbang Sumbar harus punya jati diri apabila ingin dilirik pihak luar.
Miko menyebut, Kepariwisataan dan Pendidikan sangat tepat untuk Kota Padang.
Tapi untuk. Membangun dua sektor itu, perlu manusia hebat dan punya visi.
Miko yang juga Ketua Peradi Padang berharap suatu saat kota Padang bisa menjadi kota internasional. (in).