padanginfo.com-PADANG- Inna lillahi wa inna illaihi rajiun. Keluarga besar notaris dan PPAT Sumbar berduka. Sejawat notaris/PPAT, DR.Muhammad Ishaq, SH,M.Kn gelar Datuak Sampono Labiah, meninggal dunia dalam usia 52 tahun, Jumat 16 Juni 2023 sekira jam 13.30 di Puskesmas Kayutanam.
Kabar meninggalnya Ishaq, panggilan akrabnya, segera tersiar di medsos koleganya. Banyak yang terkejut dan tidak menduga Ishaq pergi begitu cepat.
Menurut Ardiyan "Uunk" Yonas, kerabat almarhum, kabar meninggalnya Ishaq diterima beberapa saat dari seorang keluarganya. Sekira jam 14.00.
Khabar yang diterima Uunk, panggilan akrab mantan Komisioner KPID Sumbar ini, Ishaq pada Jumat pagi melakukan kunjungan ke Batusangkar. Bertemu dengan pengurus notaris di Kabupaten Tanah Datar. Untuk diketahui, Ishaq adalah Ketua Pengurus Wilayah Sumbar Ikatan Notaris/PPAT.
Setelah tugas selesai, Ishaq dan rombongan balik ke Padang. Karena hari Jumat, Ishaq shalat di Kayutanam. Selesai shalat Jumat makan siang. Setelah makan itu Ishaq merasa pusing. Karena kondisi mengkhawatirkan Ishaq dilarikan di Puskesmas Kayutanam. Di Puskesmas inilah Ishaq menghembuskan nafas terakhir.
Selain berkarir sebagai notaris, Ishaq dikenal juga sebagai seniman dan pelukis. Selalu hadir di acara-acara seni di Taman Budaya. Terakhir, Ishaq intens di Panggung Seni Seniman Sumbar yang digelar setiap Rabu malam. Panggung seni adalah pernyataan sikap seniman/budayawan Sumbar yang menolak rencana Pemprov Sumbar menjadikan Gedung Kebudayaan sebagai hotel berbintang.
"Taman Budaya ini adalah lingkaran emas. Didalam lingkaran ini dijaga nilai moral dan spritual oleh para seniman dan budayawan," ujar Ishaq yang baru saja menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum di almamaternya Universitas Andalas Desember 2022, dalam satu orasinya yang tersimpan di kanal youtube.
Selain aktif menulis puisi, Ishaq juga hobi melukis dan berpetualang.
Ishaq meninggalkan seorang istri, Merry Roswita, Apt dan seorang anak semata wayang Puti Lubna.
Jenazah Ishaq setelah diselenggarakan di kediaman di Padang, Sabtu pagi, dibawa ke Bukittinggi untuk dimakamkan di pandam pekuburan suku Chaniago, kaum Datuak Sampono Labiah di Birugo Bukittinggi.(in).