Penyair Filipina Anne Tulay, Si ‘Pelukis Puisi’ dari Filipina
yang Bakal Hadiri Payakumbuh Poetry Festival 2023
padanginfo.com-PAYAKUMBUH- Puisi dapat
hadir lebih kuat jika dikombinasikan dengan seni visual. Demikianlah kira-kira
pandangan Anne Tulay soal Puisi Visual.
Penyair
perempuan asal Filipina ini memang dikenal karna karya Puisi Visualnya. Pada
2020 lalu, ia meraih grand prize dalam ajang Puisi Visual YelcastVisual Poetry National Art Competition di Filipina.
Saat itu ia membuat
Puisi Visual berjudul “Kalayaan Mula Sa Epidemya” atau “Bebas dari Pandemi”.
Karya ini merupakan penggabungan antara puisi dan seni visual. Penggabungan
antara dua bentuk seni itu menurutnya akan menghasilkan efek yang kuat.
“Saya melukis puisi di atas kanvas,” tulisnya dalam makalah yang bakal disampaikannya di
diskusi bertajuk ‘Puisi Berpilin Tiga’ di PPF 2023 nanti, tepatnya pada Jumat,
6 Oktober 2023, di Agamjua Art and Culture Caffe, Payakumbuh.
Karya-karya Puisi Visualnya mengadopsi
beragam gaya, dari realisme, impresionisme, hingga abstraksionisme.
Baru-baru ini, perempuan lulusan
Fakultas Seni Rupa Universitas Filipina itu baru saja selesai menampilkan
karya-karya Puisi Visualnya dalam pameran bertajuk “Likha’t Tula” di Agustus 2023
lalu.
Dalam diskusi ‘Puisi
Berpilih Tiga’, Anne akan ditemani oleh
Rossanee Nurfarida dari Thailand dan Ng Yi-Sheng dari Singapura. Mereka berdua
juga dikenal karena upaya-upaya menggabungkan puisi dengan seni visual.
Mereka bertiga berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang puisi video, pertunjukan
puisi, puisi visual, seperti dikutip dari akun Instagram resmi PPF 2023
@payakumbuh.poetryfest.
Perkembangan terkini dunia kesusastraan Asia Tenggara,
khususnya puisi, memang menjadi salah satu topik yang diperhatikan oleh
PPF. Pada tahun sebelumnya, PPF juga
mengundang sastrawan Asia Tenggara. Mereka adalah Dr. Michael M.Coroza, dari Philipina;
Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan Thailand; serta penyair Ali Bao dari
Vietnam.
Cara Baru Pahami Puisi
Di samping
itu, di PPF 2023 juga akan hadir pianis dan komponis Ananda Sukarlan serta
sutradara dan penulis skenario Salman Aristo. Keduanya banyak membuat karya
berdasarkan teks-teks sastra, dan akan hadir di PPF 2023 nanti untuk berbagi
pengalaman terkait proses ‘alih wahana’ yang mereka lakoni.
Seperti
dikatakan Iyut Fitra, kurator PPF 2023, Pada tahun 2023 ini PPF mengusung tema “Puisi Tumbuh,
Bentuk Berganti”.
“Tema ini diangkat untuk
mengakomodir perkembangan penulisan sastra hari ini (puisi tumbuh)
sekaligus kerja kreatif yang dilakukan seniman lintas disiplin dalam melakukan
transformasi dari sastra ke medium seni lain (bentuk berganti),”
jelasnya.
Dengan
menghadirkan seniman lintas disiplin yang jadikan puisi, sebagai bahan dasar
penciptaan karya, lanjut Iyut, kita tak hanya merayakan
puisi tetapi juga seni lain yang turut memperluaskan cara kita dalam
memperlakukan puisi.
Untuk itu,
penyelenggara PPF 2023 juga menggelar Sayembara Puisi Visual. Empat karya
terbaik yang telah diumumkan tim juri, bakal ditampilkan dalam helatan
tersebut.
Mengutip
catatan tim juri yang dikirim pada media, empat karya Puisi Visual tersebut merupakan
cara baru dalam memahami pusi.
“Bagaiamana cara para peserta
sayembara menafsirkan puisi menjadi teks yang baru, adalah suatu potensi.
Mereka adalah anak muda yang memiliki kecendrungan visual yang kuat, yang di
masa depan bisa menghasilkan karya-karya puisi-visual yang lebih ‘gila’,
sebagai cara baru memahami puisi” catat tim juri. (*/ak)