"Berdasarkan informasi lembaga penegak hukum, masa jedanya belum genap 5 tahun. Itu ada satu orang di Sumatera Barat," ungkap Hasyim Asy'ari di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 3 November 2023 seperti diwartakan detiknews.com.
Hasyim tak menjelaskan secara jelas sosok mantan terpidana itu. Meski begitu, berdasarkan, data dari ICW, nama Irman Gusman tercatat sebagai bakal calon anggota DPD dari Sumatera Barat.
Hasyim menuturkan KPU tidak akan memberi tanda khusus kepada calon anggota DPD yang berlatar belakang mantan terpidana dan sudah melewati masa jeda di surat suara. Sebab, menurutnya itu tidak diatur dalam UU.
Sebagai informasi, Irman Gusman tercatat pernah 3 periode di DPD-RI. Pada Pemilu 2004, Irman memperoleh suara 348.200 atau 17,59 persen yang mengantarkannya pertama kali ke Senayan sebagai anggota DPD-RI. Di Pemilu 2009, ia maju lagi dan mendapat 293.070 atau 14,37 persen suara. Di periode tersebut, Irman mencapai posisi sebagai Wakil ketua DPD-RI. Pada Pemilu 2014, Irman mendapat 407.443 suara atau 17,88 persen dan mengantarkannya sebagai Ketua DPD-RI. Namun jabatan itu tak bisa diembannya sampai akhir masa periode, yakni 2019, karena pada 2016, ia tersandung kasus korupsi dan ditangkap KPK.
Namun, di 2019, Irman memenangkan upaya Peninjauan Kembali (PK) di tingkat Mahkamah Agung dan akhirnya menghirup udara bebas pada 27 September 2019 lalu.
Pada Pemilu 2024 ini, Irman berencana kembali ke panggung politik dengan mendaftarkan diri kembali sebagai Bakal calon anggota DPD-RI melalui KPU Sumatera Barat. Namun upayanya ini akhirnya kandas.
Nama Irman Gusman tercatat di DCT nomor urut 12 dari 16 orang bacaleg DPD asal Sumbar.
Dengan dicoretnya nama Irman Gusman, membuat nomor urut di bawah namanya atas nama Nurkhalis naik secara urut kacang, diikuti. Oleh Yondres Alvarest, Young Happy dan di nomor akhir Yuri Hadiah. (dtk/in)
