Notification

×

Iklan

Iklan

Aktifitas Sulit Dipantau, Alat Deteksi Gunung Merapi Dua Kali Dicuri

Selasa, 05 Desember 2023 | 12/05/2023 WIB Last Updated 2024-09-08T07:27:29Z

Kepala PVMBG Hendra Gunawan.  (Foto: tvone) 

padanginfo.com-AGAM- Banyak masyarakat bertanya,  mengapa erupsi Gunung Merali di Sumatera Barat tidak terpantau sejak dini.  Jawabannya,  alat deteksi yang dipasang di kawasan gunung itu sudah dua kali dicuri. 

Informasi itu disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi  (PVMBG) Hendra Gunawan dalam konferensi pers, Senin (4/12).

Sifat erupsi Marapi sangat sulit dideteksi. Setiap alat dipasang,  selalu dicuri.  Pertama,  pada 2020 dan kedua Maret 2023 ini sistem peralatan dicuri," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam konferensi pers, Senin (4/12).

Menurut Hendra, yang dicuri adalah alat monitoring di Stasiun GGSL. "Itu yang ada di timur," ujarnya.

Mengutip info dari kumparan.com,  Hendra mengatakan,   Gunung Marapi dinaikkan statusnya menjadi "Waspada"  sejak tahun 2011 dan status tersebut tidak pernah dicabut hingga sekarang ini.

Pada 14 Oktober 2023, PVMBG memotret kawah Gunung Marapi menggunakan drone.

"Dari gambar nampak aman tapi yang bahaya itu yang diam seperti ini. Ini relasinya dengan kenapa ada level 2, artinya preventif, mungkin hanya ada 1 gempa per bulan tapi dari sejarah, erupsi selalu terjadi," ujar Hendra sembari melihatkan hasil foto drone. 

Kawah Verbeek. 

"Maka kami bikin rekomendasi 3 kilometer (tidak boleh mendekat ke puncak dalam radius 3 kilometer) itu berdasarkan statistik adanya erupsi setiap 2-4 tahun,  tapi bulannya kita tidak pernah tahu.

Pada  Agustus 2017 juga erupsi, tapi tidak ada korban,

"Sayangnya,  pemerintah daerah menjadikan kawasan Gunung Merapi sebagai kawasan wisata yang dikelola BKSDA.  Kami tidak bisa melarang karena bukan wewenang, " kata Jendral.  (in). 




×
Berita Terbaru Update