Informasi itu disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam konferensi pers, Senin (4/12).
Sifat erupsi Marapi sangat sulit dideteksi. Setiap alat dipasang, selalu dicuri. Pertama, pada 2020 dan kedua Maret 2023 ini sistem peralatan dicuri," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam konferensi pers, Senin (4/12).
Menurut Hendra, yang dicuri adalah alat monitoring di Stasiun GGSL. "Itu yang ada di timur," ujarnya.
Mengutip info dari kumparan.com, Hendra mengatakan, Gunung Marapi dinaikkan statusnya menjadi "Waspada" sejak tahun 2011 dan status tersebut tidak pernah dicabut hingga sekarang ini.
Pada 14 Oktober 2023, PVMBG memotret kawah Gunung Marapi menggunakan drone.
"Dari gambar nampak aman tapi yang bahaya itu yang diam seperti ini. Ini relasinya dengan kenapa ada level 2, artinya preventif, mungkin hanya ada 1 gempa per bulan tapi dari sejarah, erupsi selalu terjadi," ujar Hendra sembari melihatkan hasil foto drone.
"Maka kami bikin rekomendasi 3 kilometer (tidak boleh mendekat ke puncak dalam radius 3 kilometer) itu berdasarkan statistik adanya erupsi setiap 2-4 tahun, tapi bulannya kita tidak pernah tahu.
Pada Agustus 2017 juga erupsi, tapi tidak ada korban,
"Sayangnya, pemerintah daerah menjadikan kawasan Gunung Merapi sebagai kawasan wisata yang dikelola BKSDA. Kami tidak bisa melarang karena bukan wewenang, " kata Jendral. (in).