Lebih dari 1.500 peserta, termasuk 14 CEO, eksekutif, kepala wilayah, dan kepala cabang unit bisnis Astra Financial, serta komunitas literasi dan inklusi OJK, masyarakat umum, dan lebih dari 300 media dari seluruh Indonesia, turut serta dalam acara tersebut. Hybriditas acara memungkinkan partisipasi dari berbagai pihak tanpa batasan geografis.
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, dalam keynote speechnya, menyoroti masalah keamanan data dan privasi yang kerap menjadi perhatian utama masyarakat dalam transaksi keuangan digital.
"Penguatan sistem keamanan data oleh penyelenggara jasa keuangan menjadi krusial untuk melindungi konsumen dari penyalahgunaan data," ungkapnya dalam siaran persnya.
Menurut Friderica, pemerataan literasi keuangan dan literasi digital menjadi kunci dalam melawan ancaman kejahatan siber. Data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan dan digital masih rendah di Indonesia, yang menandakan pentingnya upaya peningkatan literasi ini.
Sementara itu, Suparno Djasmin, Director-in-Charge Astra Financial, menyampaikan apresiasi atas kerjasama antara Astra Financial dan OJK dalam menggelar acara ini.
"Literasi keuangan dan digital adalah kunci bagi perkembangan unit bisnis di bawah Astra Financial di masa depan," katanya.
Dalam konteks bulan Ramadhan, Friderica menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap modus penipuan yang kerap meningkat selama bulan suci ini. Dia mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap tawaran ilegal yang menggiurkan, seperti penawaran paket diskon yang tidak wajar dan modus penipuan melalui transfer dana pinjol.
Astra Financial turut mendukung upaya literasi dan inklusi keuangan dengan menyelenggarakan pameran virtual produk keuangan. Acara ini melibatkan 27 talk show virtual dan 7 talk show offline di berbagai kota di Indonesia, mencapai lebih dari 2,5 juta peserta.
Dengan kerjasama antara pelaku bisnis dan regulator seperti OJK, diharapkan upaya-upaya literasi dan inklusi keuangan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan dan peluang dalam era digitalisasi keuangan. (in).