Penyebab meninggalnya ustad Syaukani bersama isteri dan putrinya dikarenakan rumah yang dihuni terban dihantam galodo.
Informasi yang dihimpun jurnalis padanginfo, kediaman ustad Syaukani berada pada tebing bukit dengan kontur aliran sarasah di samping rumahnya. Aliran sarasah meluap akibat curah hujan tinggi. Ustad Syaukani bersama keluarga memilih bertahan dan tidak menduga akan tibanya bencana.
Saksi mata menyebut, saat rumah ustad terban terdengar bunyi ledakan diiringi gelombang air seperti tsunami.
"Gelombang air ya seperti air tsunami yang kita saksikan di televisi," sebut Arfian, warga setempat.
Padanginfo mendapatkan gambar kondisi rumah ustad Syaukani sebelum dan sesudah runtuh. Gambarnya dapat dilihat dalam berita ini. Di gambar atas sebelum runtuh dan di gambar bawah rumah yang runtuh.
Jasad ustad Syaukani ditemukan paginya sekitar jam 07.00 pagi di belakang rumah. Sedang jasad isteri dan anaknya ditemukan dua jam kemudian tak jauh dari lokasi rumah yang runtuh.
Ketiga jasad dibawa ke RS.Achmad Muchtar untuk dilakukan proses DVI (Disarter Victim Identification). Setelah itu akan dibawa ke Diniyah Limo Jurai, tempat ustad mengajar, untuk dilakukan penyelenggaraan jenazah. (in).