Pada rentang tahun 1971 hingga 1987, Prof Salim aktif sebagai redaktur untuk beberapa surat kabar ternama, seperti Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan Majalah Tempo. Ia juga mengajar di sejumlah kampus seperti Unhan, dan menjadi anggota Dewan Film Nasional.
Ia juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1998–1999. Lalu dipercaya menjadi Duta Besar RI di Republik Ceko pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebagai anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, Salim sering terlibat dalam diskusi tentang berbagai topik seperti film, sejarah, serta isu-isu sosial dan politik Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salim Said juga dikenal sebagai seorang pengamat sekaligus penulis yang telah menghasilkan banyak buku bertema film, politik, dan militer.
Salim Said juga dikenal sebagai pakar terkemuka tentang masalah militer di Indonesia. Ia dikenal memiliki ketajaman analisis dan kekayaan informasi dalam menulis. Hal itu terlihat pada buku-buku karyanya.
Karya tulisnya mencakup berbagai tema, termasuk dalam buku-buku seperti "Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak" serta "Profil Dunia Perfilman Indonesia" yang diterbitkan pada tahun 1982.
Selain itu, tulisan-tulisannya yang berfokus pada sastra telah dimuat di berbagai media ternama seperti Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, dan Budaya Jaya.