Notification

×

Iklan


Iklan

Dampak Media Sosial Terhadap Persepsi Mahasiswa Pada Komunitas LGBT

Kamis, 04 Juli 2024 | 7/04/2024 WIB Last Updated 2024-09-07T12:46:49Z

Najwa Khansa Azzahra
Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Universitas Andalas

Isu LGBT masih menjadi topik diskursus yang sensitif di sebagian besar masyarakat Indonesia. Pandangan masyarakat yang beragam, dari yang menerima hingga yang menolak, membentuk atmosfer sosial-budaya yang kompleks. LGBT sendiri merupakan singkatan yang merujuk kepada Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Hal Ini mengacu pada individu-individu yang memiliki orientasi seksual atau identitas gender yang berbeda dari mayoritas heteroseksual atau cisgender.

Mahasiswa sebagai kaum terdidik dan terbuka biasanya memiliki perspektif yang lebih beragam dan kritis terhadap isu LGBT dibandingkan kelompok masyarakat lain. Penggunaan media sosial yang masif di kalangan mahasiswa menjadi saluran penting bagi pertukaran informasi dan pembentukan opini terkait isu LGBT.
Kemudahan akses informasi melalui media sosial memungkinkan mahasiswa untuk lebih terbuka mempelajari dan memahami isu LGBT. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi ruang bagi penyebaran informasi yang bias, stereotip, dan ujaran kebencian terkait LGBT. Interaksi di media sosial dapat memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku mahasiswa dalam memandang dan merespons isu LGBT.

Pada dasarnya kebiasaan yang dilakukan manusia perlahan akan menjadi suatu budaya yang akan mengikuti perkembangannya. Karenanya, hampir keseluruhan mahasiswa yang sering menggunakan media sosial, baik itu untuk membantu proses pembelajaran maupun sebagai platform hiburan. Tentunya penggunaan media sosial ini di tangan mereka berbagai macam seperti contohnya untuk alat komunikasi jarak jauh, menonton video, melihat status, check-out barang online, hingga untuk bermain. Namun, tidak jarang jika hal ini menimbulkan suatu perilaku yang membuat mereka tergantung pada hal tersebut dikarenakan algoritma yang mengikuti ketertarikan mereka hingga tak bisa kita pungkiri jika algoritma itu sendiri akan menyelipkan uatu hal yang dinilai kurang relevan namun bisa memberi efek signifikan kepada yang menontonnya seperti contohnya yaitu LGBT itu sendiri.
Dari sini kita bisa memberi kemungkinan tentang apa yang akan timbul dalam persepsi mereka tentangLGBT itu tergantung dari apa yang mereka lihat melalui media sosial. Sebagaimana ada yang melihat LGBT dalam sisi negatif sebagai tndakan asusila, namun ada juga yang malah melihatnya dalam sisi positif hingga mendukungnya. Ini perlu diperhatikan lantaran seperti kita tahu bahwa LGBT merupakan suatu hal yang tidak bermoral dan sangat menentang dlam aspek sosial.

           Media sosial telah menjadi faktor penting dalam pembentukan dan perbedaan persepsi di antara penggunanya. Memahami dan mengelola dampak media sosial terhadap persepsi menjadi tantangan penting di era digital saat ini, agar dapat membangun dialog yang lebih konstruktif dan mencapai pemahaman yang lebih komprehensif. Pengaruh media sosial terhadap perbedaan persepsi dapat menyebabkan polarisasi, distorsi realitas, dan kesulitan dalam memahami sudut pandang yang berbeda. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kesadaran kritis, kemampuan berpikir kritis, dan upaya aktif untuk mencari informasi yang seimbang dan dapat diverifikasi.
×
Berita Terbaru Update