padanginfo.com-SOLOK--Epyardi Asda merupakan kepala daerah pertama di Sumbar yang melakukan terobosan untuk membangun daerah dengan membeli alat berat. Dengan pembelian alat berat itu, Pemkab Solok menghemat APBD Rp65 miliar.
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Solok, Anton Hotavea, mengatakan bahwa pembelian alat berat tersebut menghemat APBD Kabupaten Solok sebanyak Rp65.123.250.000. Angka itu diperoleh dari jumlah yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang dikerjakan jika ditenderkan dibandingkan dengan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli alat berat.
"Ada empat pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan sembilan alat berat sejak 2021 hingga April 2024. Pertama, pembukaan jalan usaha tani baru sepanjang 216.588 meter. Kedua, normalisasi sungai seluas 10.900 meter kubik. Ketiga, pembersihan baju jalan sepanjang 5.000 meter. Keempat, pematangan lahan seluas 61.150 meter persegi," ujarnya, Minggu (30/6/2024).
Anton menjelaskan bahwa jika ditenderkan, pembukaan jalan usaha tani baru sepanjang 216.588 meter menghabiskan APBD sebesar Rp75.805.800.000; normalisasi sungai seluas 10.900 meter kubik menghabiskan dana Rp250.700.000; pembersihan baju jalan sepanjang 5.000 meter menghabiskan biaya Rp115.000.000; dan pematangan lahan seluas 61.150 meter persegi menghabiskan dana Rp2.751.750.000. total dana yang dihabiskan untuk keempat pekerjaan itu jika ditenderkan dan dikerjakan oleh pihak ketiga sebanyak Rp78.923.250.000.
Sementara itu, kata Anton, total pembelian alat berat sebanyak Rp13.800.000.000. Sembilan alat berat itu ialah enam unit ekskavator besar dengan harga Rp1,8 miliar per unit sehingga totalnya Rp10,8 miliar; dua unit ekskavator mini dengan harga Rp800 juta per unit sehingga totalnya Rp1,6 miliar; dan satu unit backhoe loader dengan harga Rp1,4 miliar.
Sebelumnya, Ketika bersilaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sabtu (22/6/2024), Epyardi mengklaim bahwa ia kepala daerah pertama di Sumbar yang berinvestasi membeli ekskavator untuk membangun daerah. Ia menyampaikan hal itu saat menanggapi aspirasi dari tokoh masyarakat Ranah Pesisir, yang mengadukan masalah rawan longsor di salah satu nagari di sana yang daerahnya perbukitan. Ia berharap Epyardi mencarikan solusi atas masalah itu jika jadi gubernur.
Epyardi mengatakan bahwa ia akan menempatkan satu ekskavator di satu kecamatan bencana jika jadi gubernur. Bagi daerah rawan longsor, ekskavator itu dapat digunakan untuk memindahkan material longsor dari jalan.
Epyardi mengatakan bahwa ia sudah melakukan itu di Kabupaten Solok. Pemkab Solok membeli ekskavator dan menyediakan operatornya. Sementara itu, bahan bakar minyak ekskavator dibiayai oleh nagari dan perantau.
Ia menyebut dirinya sebagai kepala daerah pertama di Sumbar yang mau menanamkan modal untuk membeli ekskavator. Kini diketahui bahwa Pemkab Solok Selatan mengikuti langkah Epyardi tersebut.
"Ekskavator itu modalnya cuma Rp1,8 miliar, tapi manfaatnya luar biasa. Ekskavator itu juga bisa digunakan untuk membuat jalan baru bagi masyarakat," ujarnya.
Dengan adanya ekskavator di daerah rawan bencana di Kabupaten Solok, kata Epyardi, tak ada jalan putus sampai berhari-hari di sana. Jika ada jalan putus karena tertutup longsor, ekskavator segera digunakan untuk membersihkan material longsor.