Suasana syukuran setelah acara badzikia dan bashalawat di Masjid Raya Sungai Pasak Pariaman ditutup dengan makan bajamba. (Foto: Ajo Ika).
Menurut tokoh masyarakat Sungai Pasak, Irvan Khairul dalam relis yang diterima padanginfo, kegiatan berdzikir dan bershalawat merupakan tradisi yang selalu dilakukan masyarakat di Sungai Pasak. Dalam bahasa setempat disebut dengan bazikia dan bashalawat.
Dijelaskan oleh Ajo Ika, sapaan akrabnya, badzikia dan bashalawat sudah menjadi tradisi di masjid-masjid di Pariaman sejak dahulu kala.
Badzikia atau berdzikir dan bashalawat atau bershalawat dipimpin oleh ulama setempat dan diikuti oleh warga. Biasanya, bila hari libur panjang, kegiatan ini juga menarik bagi orang rantau dan menjadi daya magnit untuk pulang kampung.
"Sayangnya, kini tidak semua masjid di Pariaman yang memelihara tradisi badzikia dan shalawat ini " ujar Ajo Uniang.
Dijelaskan, prosesi tradisi keagamaan ini dimulai dengan musyawarah warga kampung dengan semua perangkat menentukan kapan kegiatan akan dilaksanakan.
Kemudian, lanjutnya, ditentukan kapan tetua agama Islam setempat (urang Siak) masuk masjid dan memimpin dzikir dan shalawat.
Di dalam masjid, Urang Siak yang menjadi pemimpin doa duduk di atas tikar kasur yang sisi-sisinya dihiasi tabir pelaminan. Kegiatan ini dilakukan selepas shalat Isya hingga menjelang masuk waktu shalat Subuh.
Selama dzikir dan shalawat berlangsung, kondmsumsi untuk urang Siak disediakan. Seperti minuman kopi, teh dan kue-kue makanan ringan.
Dii hari puncaknya, kata Irvan Khairul, dilakukan makan bajamba dan menghitung infaq dan sedekah warga yang dimanfaatkan untuk pembangunan Mesjid.
Pada puncak acara hari Minggu kemarin, terkumpul infaq dan sadakah sebanyak Rp72,62 juta. Uang ini tidak saja terhimpun dari mereka yang datang langsung, tapi juga ada pengiriman dari perantau yang tak sempat pulang.
Nagari Sungai Pasak terdiri dari kampung kecil seperti Mudiak, Tangah, Hilie, Tanjung atau sekarang disebut Dusun Timur, Dusun Tengah, Dusun Barat dan Dusun Utara. Semua dusun ini dikoordinir oleh tetua kampung masing-masing bersama Kepala Dusunnya. Masing-masing rumah yang ada membawa sebatang lemang dan seperangkat "Jamba" yang sekarang ini lebih banyak dibawa dengan tadah Dulang.
Di akhir acara menjelang pukul 17.00 sore, Pengurus menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh undangan, urang sumando, warga masyarakat kampung sekeliling Sungai Pasak baik dari Sungai Rotan, Cubadak Mentawai, Air Santok, Pungguang Ladiang, Ampalu. Sikilie, Barangan, Koto Marapak, Batang Kabuang, Talago Sariak, Sungai Sirah, Jati, Cimparuah dan lain-lainnya.
Mudah-mudahan semua wakaf dan infak ini akan dipergunakan serta manfaatkan untuk kelanjutan dan pembenahan bangunan fisik mesjid," sebut Ajo Ika. (*/in).