Notification

×

Iklan

Iklan

25 Nasehat Berharga Oleh Lukman Kepada Anaknya

Selasa, 29 Oktober 2024 | 10/29/2024 WIB Last Updated 2024-10-29T02:39:41Z



   

   

     Jelita Donal

oleh : Ustad Jelita Donal 
Anggota DPD-RI Dapil Sumbar


Petikan dari makalah "Cabaran Dalam Mendidik Anak", 

1. Hai anakku ; ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagai lautan yang dalam, banyak manusia yang karam kedalamnya. Bila engkau ingin selamat dan tidak tenggelam, layarilah lautan ini dengan perahu taqwa, isinya adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah.

2. Orang yang suka menerima nasehat, maka dia akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang sadar dan insaf setelah menerima nasehat orang lain maka dia akan mendapat kemuliaan dari Allah.

3. Hai anakku, orang yang merasa dirinya rendah dan hina dihadapan Allah, maka dia akan tawadhu kepadaNya, dia lebih dekat kepada Allah dan selalu menjauhi maksiat kepadaNya.

4. Hai anakku seandainya orang tuamu marah karena kesalahanmu, maka marahnya itu bagaikan pupuk bagi tanaman.

5. Jauhilah dirimu dari hutang karena itu menyebabkan kamu hina diwaktu siang dan resah diwaktu malam.

6. Selalulah berharap kepada Allah tentang sesuatu yang menjauhkan kamu dari mendurhakaiNya. Takutlah kepada Allah dengan sebenar takut, niscaya engkau terlepas dari sifat putus asa kepada rahmatNya.

7. Hai anakku: seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang, seorang yang bejat akhlaknya akan banyak melamunkan hal yang tidak benar. Ketahuilah bahwa memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.

8. Hai anakku : engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang berat, tetapi ketahilah bahwa punya tetangga yang jahat lebih berat dari pada itu semua. 

9. Hai anaku : jangan sekali-kali kamu mengirim orang yang bodoh menjadi utusan. Seandainya tidak ada yang cerdas sebaiknya dirimu yang menjadi utusan itu.

10. Hai anakku; seandainya engkau dihadapkan kepada dua pilihan antara takziyah dan pesta perkawinan, maka pilihlah takziyah, karena dia akan mengingatkanmu kepada kematian dan akherat. Sedangkan pesta perkawinan hanya akan mengingatkanmu kepada duniawi.

11. Hai anakku; Jauhilah bersifat dusta karena dusta itu enak dilakukan, laksan memakan daging burung. Padah sedikit saja dusta dilakukan bahanya sangat besar.

12. Hai anakku; janganlah engkau makan sampai kenyang...

13. Hai anakku; yang manis jangan spontan engkau telan dan yang pahit jangan spontan engkau buang. Yang manis belum tentu menyegarkan dan yang pahit belum tentu menggetirkan.

14. Hai anakku; makanlah makananmu bersam dengan orang yang taqwa dan musyawarahkanlah persoalanmu dengan para ulama, dengan cara meminta nasehatnya.

15. Hai anakku; bukan kebaikan jika engkau selalu mencari ilmu tapi tidak diamalkan. Hal itu laksana orang yang selalu menumpuk kayu bakar sampai ia tak kuat memikulnya dan ia masih saja menumpuknya.

16. Hai anakku; jika ingin menemukan teman sejati, maka ujilah dengan membuat dia marah , bila dalam kemarahanya dia masih berusaha untuk menginsafkanmu atau menyadarkanmu. Maka boleh engkau jadikan dia teman setiamu, bila tidak demikian, maka berhati-hatilah terhadapnya.

17. Jagalah tutur katamu, budi bahasamu dan manis wajahmu. Agar kamu disukai orang melebihi orang yang pernah memberinya sesuatu yang berharga.
18. Hai anakku; bila engakau berteman janganlah mengharapkan sesuatu kepadanya dan biarkanlah dia yang selalu berharap kepadamu.

19. Jagalah perilakumu sebagai orang yang tidak mengharapkan pujian dan sanjungan, karena motivasi riya itu menimbulkan cela.
20. Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan kasar, karena engkau lebih selamat bila berdiam diri . kalau bicara usahakan bermanfaat untuk orang lain.

21. Hai anakku; jangan engkau terlalu cenderung kepada urusan dunia saja, sehingga hatimu disibukanya. karena engfkau diciptakan bukuan untuk dunia saja, sesungguhnya tidak ada makhluk yang lebih hina dari pada orang yang terpedaya oleh dunia.

22. Hai anakku; janganlah engkau mudah tertawa..jangan engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu dan jangan menyia-nyiakan hartamu.

23. Siapa yang penyayang akan disayang, siapa yang pendiam akan selamat dari perkataan yang beracun, siapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari ucapan kotor, maka dia akan menyesal.

24. Hai anakku; bergaulah rapat dengan orang alim, perhatikan kata dan nasehatnya. Kerana hati akan sejuk dengan nasehatnya, hati akan hidup dengan cahaya hikmahnya, mutiara-mutiara katanya bagaikan tanah yang subur tersiram air.

25. Hai anakku; ambilah harta dunia sekedar keperluanmu dan nafkahkanlah selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke dalam keranjang sampah, karena kamu kelak jadi seorang pengemis dan menjadi beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta mereguk habis airnya, karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Jangan engkau berteman dengan orang pandir dan jangan pula engaku berteman dengan orang bermuka dua karena itu membahayakanmu.

Dinukil dari tafsir Ruhul ma’ani dan kitab hidayatul mursydin tentang nasehat Lukman kepada anaknya:
×
Berita Terbaru Update