Notification

×

Iklan

Iklan

Tangis Pecah di Ruangan Kelas, Selamat Berpisah Buk Tat

Senin, 07 Oktober 2024 | 10/07/2024 WIB Last Updated 2024-10-06T22:27:58Z
Buk Tat dikerumunan anak murid yang menangis penuh rasa haru.

padanginfo.com-PADANG- Ada waktu untuk bertemu, ada waktu untuk berpisah. Ucapan yang sering keluar dari mulut, bukan pertemuan yang kusesali. Tapi perpisahan yang kutangisi..

Itulah yang terjadi pada Kamis pagi 3 Oktober 2024, di ruangan kelas 4/Bahasa SD Adabiah Padang. Tangis murid pecah. Ada apa?

Sejatinya, pagi itu buk Tat, Oktaviani Yuzar, M.Pd. akan melakukan tugas rutin. Masuk kelas dan mengajar PAI, Pendidikan Agama Islam.

Tapi kali itu, Buk Tat masuk dengan seorang lelaki. Para murid terkejut. Siapa gerangan lelaki yang mendampingi buk Tat itu?

Setelah berada di depan kelas, buk Tat membuka kelas. Kali ini bukan untuk melanjutkan pelajaran, melainkan menyampaikan sesuatu yang membuat anak-anak terkejut. Kaget dan tidak puas dengan apa yang diucapkan.

"Anak-anak.., hari ini adalah hari terakhir ibuk mengajar. Ibuk tidak lagi mengajar kalian. Karena hari ini, 3 Oktober ibuk memasuki masa pensiun. Sebagai pengganti ibuk, adalah Pak Fadel. Apa yang ibuk ajarkan, akan dilanjutkan oleh guru baru kalian, Pak Fadel..."

Mendengar ucapan panjang itu, anak-anak  saling berpandangan. Lalu ada yang bertanya, "apa itu pensiun..." Buk Tat lalu menyampaikan apa arti pensiun. 

Sebelum meninggalkan lokal untuk pembelajaran dilanjutkan Pak Fadel, murid seperti tak rela ditinggalkan. Mereka berhamburan ke depan kelas, seperti menghalangi untuk pergi. Lalu berebutan, menyalami, meminta tanda tangan sebagai kenang-kenangan. 

Seorang murid laki-laki laki tak kuasa menahan harunya, menangis sendirian ke sudut pintu. Satu dua murid perempuan memeluk pinggang buk Tat. Mencurahkan air matanya. Ada juga yang melepas tangis di bangku masing-masing.

Melihat suasana haru, buk Tat pun tak kuasa menyimpan air matanya. Menetes tanpa sanggup mengeluarkan kata-kata. Satu per satu murid disalami, diusap kepalanya dan dihapuskan air matanya. 

"Jangan bersedih terus. Ibuk sayang kalian semua. Kita berpisah di kelas. Kalau rindu, silahkan kontak ibuk.." ujar buk Tat dengan langkah berat keluar ruang kelas.
***
Di SD Adabiah, alumni Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol ini telah mengajar lebih 30 tahun, sejak tamat kuliah tahun 1993. Bidang yang diajar Pendidikan Agama Islam.
Oktaviani Yuzar bersama suami Prof. Assasriwarni, MA. MH. (foto: ist).

Isteri dari Prof. Dr. Assasriwarni, MA MH,  purna Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang, termasuk guru yang disukai oleh para murid. 

"Murid bagi buk Tat seperti anak kandung sendiri. Mereka juga diperlakukan dengan kasih sayang. Kalau nakal kena marah juga...," kata Depi Barnas. S.Ag Kepala SD Adabiah Padang.

Menurut Depi, buk Tat adalah guru andalan. Pengalaman mengajar 30 tahun, juga jadi pengayom bagi guru lainnya di SD  Adabiah. Buk Tat juga kakak dan orang tua bagi guru lainnya.

"Dengan pensiunnya buk Tat, kami  kehilangan guru agama yang hebat," sebut Depi Barnas.

Kepada padanginfo.com, buk Tat mengatakan, pada pekan lalu  di kelas lain ia sudah menyampaikan pamit. Suasananya sama. Mungkin karena masih melihat saya masih ada keesokan harinya. Beda suasana di hari terakhir, hari jatuh tempo saya pensiun " sebut buk Tat.

Saat melangkah meninggalkan kelas 4/Bahasa, murid-murid melambaikan tangan. Buk Tat tak lagi melihat ke belakang, ke anak-anaknya. Rasa harunya terbenam di tengah cuaca hujan yang turun Kamis pagi itu.  (Indra Sakti Nauli)


×
Berita Terbaru Update