Ribuan warga Kota Padang berkumpul di depan Mesjid Muhammadan untuk rebutan Serak Gulo (Foto2: Indra Sakti Nauli)
Acara Serak Gulo merupakan acara tahunan warga keturunan India muslim di Padang. Acara ini diselenggarakan setiap tanggal 1 Jumadil Akhir kalender Hijriyah.
Ketua Perkumpulan Warga Muhammadan (perkumpulan India muslim di Padang) H.Fauzan mengatakan, acara Serak Gulo merupakan wujud rasa syukur atas Rezki yang diberikan Allah.
Di dunia, jelas Fauzan, Serak Gulo hanya ada dua. Di Tamil dan di perkampungan India muslim kota Padang.
"Kami warga keturunan India Muslim berterima kasih kepada pemerintah yang telah.menetapkan tradisi Serak Gulo sebagai Warisan Budaya Tak Benda,(WBTB) oleh Kementrian Kebudayaan, Riset dan Teknologi awal November lalu" kata Fauzan.
Acara Serak Gulo ini dipusatkan di depan Masjid Muhammadan, Pasar Batipuh. Masjid ini dibangun tahun 1843 oleh warga keturunan India dan hingga sekarang terjaga keorisinilannya.
Di depan masjid merupakan ruas jalan Pasar Batipuh yang panjangnya sekitar 500 meter.
Di kiri kanan jalan ini berdiri bangunan lama yang dijadikan ruko oleh pemiliknya warga keturunan India Muslim. Sehingga kawasan ini oleh warga kota Padang disebut dengan nama Kampuang Kaliang (Kampung India).
Penyelenggaraan dimulai bakda Ashar. Gula pasir yang telah dibungkus dengan kain warna warni ditumpuk di teras atas masjid. Panitia juga membuat 5 stager untuk tempat pelemparan gula. Maksudnya agar semua dapat bagian.
"Saya dapat 8 bungkus. Kurang lebih satu kilo," sebut Helma Tuti.
Acara Serak Gulo yang sudah berusia ratusan tahun ini sejatinya diperuntukkan untuk silahturahmi warga keturunan India. Pada perjalanannya, menjadi daya tarik banyak.orang untuk ikut berebut gula pasir yang ditempatkan. Sehingga dinilai sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Menurut Fauzan, jumlah gula pasir yang dibagikan mencapai 5 ton. Merupakan sumbangan warga keturunan yang ada di Sumbar dan propinsi tetangga.(in).