Notification

×

Iklan

Iklan

Penampilan Musik Etnis Minang di Kapal Wisata Samarinda: Merajut Identitas dan Harmoni Budaya di Kalimantan Timur

Selasa, 21 Januari 2025 | 1/21/2025 WIB Last Updated 2025-01-21T04:22:00Z

Oleh: Dr.(HC)Hendra Putra, M.H.,M.B.A.
(Sekretaris DPW IKM Kaltim)

Samarinda baru-baru ini menjadi saksi akan kekayaan budaya Nusantara dengan penampilan musik etnis Minang, yakni rabab dan saluang, yang dibawakan oleh seniman berbakat Alkawi di kapal wisata Mahakam. Acara ini diinisiasi oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Prof. Dr. Akmal Malik, yang juga putra Minang dari Dharmasraya Sumatra Barat, sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya tradisional sekaligus memperkuat harmoni antarbudaya di provinsi ini.

*Identitas Perantau Minang di Tanah Rantau*

Penampilan rabab dan saluang membawa nuansa kampung halaman bagi ribuan perantau Minang yang tinggal di Kalimantan Timur. Alunan melodi rabab yang mendayu serta tiupan saluang yang merdu menciptakan rasa kerinduan yang mendalam. Tidak sedikit di antara mereka yang hadir meneteskan air mata, teringat pada tradisi di kampung halaman mereka. Musik ini bukan hanya hiburan, tetapi juga medium untuk menjaga identitas budaya yang kerap tergerus oleh modernisasi di tanah rantau.

Bagi komunitas Minang, acara ini memiliki arti penting. Di tengah dinamika hidup sebagai perantau, musik tradisional seperti rabab dan saluang menjadi penghubung spiritual dengan leluhur, serta simbol kekuatan adat dan filosofi Minangkabau, yaitu "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah."

*Dampak pada Pencampuran Budaya di Kalimantan Timur*

Kalimantan Timur, khususnya Samarinda, dikenal sebagai miniatur Indonesia dengan keragaman budaya yang luar biasa. Penampilan musik Minang di kapal wisata tidak hanya memikat hati komunitas Minang, tetapi juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat lokal dan wisatawan yang hadir. Ini memperkuat semangat persatuan dalam keberagaman di Kalimantan Timur.

Upaya ini menunjukkan bagaimana budaya etnis dapat beradaptasi dan menyatu dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Timur yang pluralis. Musik tradisional Minang menjadi medium interaksi yang memperkaya khazanah budaya lokal, melahirkan peluang kolaborasi dengan seni khas Dayak atau Banjar.

*Langkah Awal yang Menginspirasi*

Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun hubungan lintas budaya yang lebih erat di Kalimantan Timur. Bukan tidak mungkin, jika acara serupa diadakan secara rutin, Samarinda dapat menjadi destinasi wisata budaya yang mengintegrasikan tradisi lokal dan tradisi dari berbagai daerah lain di Indonesia.

Penampilan Alkawi dengan rabab dan saluang bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah perayaan kebhinekaan yang mengingatkan kita bahwa meski berbeda, setiap budaya memiliki tempat yang sama dalam harmoni nusantara. Inisiatif dari Penjabat Gubernur Kalimantan Timur ini patut diapresiasi dan diikuti sebagai contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi jembatan antarbudaya.

Dengan program seperti ini, identitas Minang tetap hidup di tanah rantau, dan Kalimantan Timur memperkokoh posisinya sebagai wilayah yang menjunjung tinggi nilai keberagaman. (Red.)
×
Berita Terbaru Update