Notification

×

Iklan

Iklan

Dalam Kenangan: Mengantar Haji Rafles ke Pemakaman

Minggu, 16 Februari 2025 | 2/16/2025 WIB Last Updated 2025-02-16T08:13:58Z

Dari kiri ke kanan: alm H.Rafles, Rustam, Indra Sakti Nauli

Catatan Indra Sakti Nauli - Jurnalis padanginfo.com

Kabar duka itu saya terima Kamis sore 13 Februari 2025 sekitar jam 17.45 WIB.

"Pak haji lah dak ado, Pak in. Jam 17.25 tadi. Beritahu kawan-kawan," ujar Pak Rustam, Ketua Pengawas YSO Adabiah menilpon saya.

"Inna lillahi wa Inna illaihi rajiun..."

Saya baru saja sampai di rumah. Hanya ganti baju, saya langsung ke rumah  duka di Seberang Palinggam. 

Menerima kabar duka kali ini, saya tak terkejut. Karena dari diagnosis riwayat pengobatan, hanya  mukjizat   yang ditunggu. Dalam istilah medis, sakit Pak haji sudah terminal.

Satu hari sebelum berpulang, Rabu 12 Februari 2025 dari pagi hingga jelang Zuhur,  saya bersama isteri dan Pak Rustam membezuk. Pak haji tertidur lemas. Pak haji masih tahu kedatangan kami. Tersenyum dan menggerakkan tangan seperti melambai. . Kami hanya berbicara dengan isteri beliau hj.   Nurhamidah. Saat akan pulang kami saling memaafkan.

"Maaf-maaf awak Pak haji," 

Pak haji menggenggam tangan saya. Suara saya tertelan. Sabak hati. Membayangkan Pak haji saat sehat dengan tubuh bugar.   Saya sudah memahami istilah "terminal". Tinggal  waktunya dijemput Allah. Keluarga pun sudah rela.

**
DR.H.Rafles, M.Si adalah guru baca Alquran bagi banyak orang. Nama akun medsosnya Rafles H Boyong. Panggilan akrab yang mengenalnya dengan Pak haji.

Pak haji, adalah juara  tingkat Dewasa Putra MTQ Nasional ke 13 tahun 1983 yang diselenggarakan di Padang. MTQ ini menyulap kawasan GOR H. Agus Salim dari arena pacuan kuda menjadi stadion megah saat itu. Sukses penyelenggaraan MTQ melambungkan nama Gubernur Azwar Anas di mata Presiden Suharto. Sehingga meraih penghargaan Prasamya Purnakarya Nugraha, sebagai provinsi terbaik dalam penyelenggaraan pembangunan.

Dalam perjalanan berikutnya, di tahun-tahun 1980an, Pak haji mengharumkan nama Indonesia karena menjuarai lomba baca Alquran di tingkat ASEAN.

Setelah menjuarai berbagai MTQ, setiap penyelenggaraan shalat Ied dan Idhul Adha di halaman Kantor Gubernur Sumbar, Pak haji selalu menjadi imam. Belakangan baru digantikan kadernya.

Saya  telah mengenal Pak haji lebih 30 tahun. Dari kenal lepas, saya kemudian berinteraksi dengan Pak haji karena sama-sama menjadi pengurus di almamater, Yayasan Syarikat Oesaha, pengelola sekolah Adabiah. Pak haji Bidang Pendidikan, saya Bidang Humas dan Hubungan Antar Lembaga. 

Wara-wiri mengurus almamater, Pak haji alumni SMA Adabiah tamatan 1973, saya lulus 1985-  sejak Februari  2024 kami sama-sama jadi Pengawas dengan  Pak Rustam. Berada dalam satu ruangan.

Sejak dua bulan lalu Pak haji sakit. Katanya ada gangguan pencernaan. Susah makan. Pernah dirawat di Semen Padang Hospital dan Malaka Hospital. 

Sakit yang terakhir ini, saya selalu memantau kondisi Pak haji. Menanyakan kepada beliau dan juga puteri satu-satunya, Putri Najilah  melalui WA.

Sebelumnya,  Pak haji terkena stroke ringan. Seingat saya setelah MTQ Nasional ke 30/2023 yang kembali dipusatkan di Sumbar.

Usai menjalani perawatan, Pak haji masih bisa ke mana-mana menyetir mobil sendiri.

**
Kedekatan hubungan saya dengan Pak haji  saya rasakan seperti hubungan kekeluargaan. Saling mengenal pribadi masing-masing.

Di mata saya dan banyak kalangan yang juga dekat dengannya, Pak haji adalah sosok yang baik, humble dan tak pernah marah dalam konteks apapun. Pak haji bicara lembut untuk menyatakan keberatan terhadap sebuah masalah dalam rapat. Pak haji adalah sosok pemurah dan pemberi.

Sekali waktu, di tahun 2000an, saat sama-sama akan pulang dari Adabiah, Pak haji mengajak saya merapat ke mobilnya. Rupanya saya diberi oleh-oleh teh Kayu Aro dalam bungkus kertas kacang.

"Ambo dari Kayu Aro kapatang. Iko teh super. Untuk ekspor..." sebut Pak haji.

Di perkebunan teh terbesar peninggalan Belanda itu rupanya Pak haji membina baca Alquran. Lalu mendirikan pondok Alquran saat PTP (kini PT. Perkebunan Nusantara) dipimpin Ir. Djamali (alm), urang awak asal Bukittinggi. Dari sini lahir MTQ antar karyawan perkebunan teh se Indonesia. Padang pernah menjadi tuan rumah. Belakangan MTQ antar PTP sudah tidak ada. Beda pimpinan beda keyakinan.

Gagasan Pak haji untuk membumikan Alquran juga disambut baik saat Fauzi Bahar memimpin Kota Padang. Lahirlah kemudian lomba Asmahul Husna dan hafalan Alquran  juz 30. 

Di Masjid Raya Sumbar Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Pak haji adalah Ketua Imam Masjid. Di sini Pak haji mendirikan kelompok pengajian tahsin, yang pesertanya kaum manula. Jumlahnya luar biasa,  mencapai 200 peserta terdiri dari orang biasa, mantan pejabat dan isteri. Mereka mengaji pakai setor ayat. 

Tak hanya di Sumbar, Pak haji juga membina dan menjadi rujukan para mantan Qori/ah dan hafiz/zah luar Sumbar yang mendirikan Alquran Center. Juga sampai ke Malaysia, Brunei Darussalam, Filiphina, Thailand. 

Tak salah kalau Pak haji didaulat untuk memimpin IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qori/Qoriah dan Hafiz/Hafizah Sumbar. Untuk Pusat diketuai mantan Menteri Agama Said  Aqil Al Munawar. Dua hari sebelum berpulang, menjelang kembali ke Jakarta bakda Shubuh, Said Aqil ikut membezuk. 

Kepergian Pak haji meninggalkan banyak kenangan. Kenangan dan kebaikan-kebaikannya. Satu hal yang tak terlupakan. Pak haji pantang dipuji. 

"Manih baju Pak haji mah..," kata saya dan diiyakan Pak Rustam

"Lai nio...?"
"Mano ado tulak rasaki Pak haji," 

Akhirnya memo Pak haji mengantarkan kami ke penjahit Gaya Remaja, penjahit langganan Pak haji di depan Basko. Setelah baju siap, kami pun foto bertiga. Inilah baju terakhir yang dibingkiskan Pak haji.

Pernah pula sekali waktu, sehabis menjadi imam shalat Jumat di Masjid Nurul Iman, Pak haji mengajak saya dengan istilah kamuko. Saya menduga pergi makan. Rupanya Pak haji mengajak  ke Songket Silungkang.

"Piliah warna kesukaan Pak in. Antarkan jo kain ambo ka Gaya Remaja "

Meski sudah berbilang tahun, baju songket Silungkang masih saya pakai.

Saat bermenantupun, saya juga dapat jatah baju panitia sebagai keluarga Pak haji.

**
Begitulah. Tidak saja kepada saya, tapi kepada banyak orang Pak haji selalu berbuat baik. Suka memberi. 

Saat berada di rumah duka, beberapa pelayat saling berkisah.

"Ka Kerinci awak baliak, Pak Am..?" sebut saya saat bertemu kembali Hamdani. seorang pengajar Alquran kader Pak haji. Beberapa tahun silam, saya dan isteri dibawa Pak haji bersama alumni SMA 1973 ke Kerinci, ke PTP VI.

Pak haji dimakamkan bakda Jumat 14 Februari di pekuburan kaum suku Tanjung di Sungai Pisang, Bungus Teluk Kabung. Sebelumnya dishalatkan sebelum Jumat di Masjid Amal Seberang Palinggam, samping rumah. Rupanya, almarhum beramanah bila wafat dishalatkan di Masjid Raya Sumbar. Shalat diimami putra Pak Haji, Fadli. 

Selamat jalan Pak haji. Terima kasih atas kebaikan. Terima kasih atas ilmu baca Alquran yang ditinggalkan. Teruslah ke surgaNya...-
×
Berita Terbaru Update