padangonfo.com-PADANG PANJANG—Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, Sumatera Barat akan menggelar roadshow literasi ke 11 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada 18—30 April 2025 mendatang.
Kegiatan itu merupakan rangkaian perayaan usia 28 tahun komunitas yang jatuh pada 12 Mei mendatang.
Pendiri sekaligus pimpinan Kuflet, Dr. Sulaiman Juned, S.S., M.Sn., menyatakan bahwa roadshow ini bertujuan untuk memperkuat geliat literasi di Aceh.
"Kami ingin berbagi semangat membaca, menulis, dan berkesenian dengan masyarakat Aceh. Literasi bukan hanya tentang buku, tapi juga tentang berbagai hal, dan Kuflet membawa sejumlah program," ujarnya.
Sebelas daerah yang akan disinggahi Kuflet dalam roadshow itu antara lain Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Barat Daya, Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya Aceh Tengah, Bener Meriah, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe.
Setiap daerah memiliki kantong-kantong literasi yang menjadi fokus kegiatan, seperti kampus, sekolah, komunitas seni, hingga taman bacaan masyarakat.
Beragam kegiatan literasi akan digelar selama roadshow tersebut, antara lain Workshop Baca Puisi, Menulis Kreatif (puisi, cerpen, novel, esai), penulisan karya jurnalistik, kritik seni, penyutradaraan teater, monolog, serta diskusi buku.
"Kami ingin menjangkau lebih banyak kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pegiat seni dan literasi di Aceh," tambah Sulaiman Juned yang juga dosen teater di ISI Padang Panjang.
Sejumlah kampus, sekolah, dan komunitas di Aceh telah menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Kuflet dalam menyukseskan kegiatan ini. Sambutan positif datang dari berbagai pihak di Aceh.
Kuflet sendiri merupakan komunitas seni yang berbasis di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Sejak didirikan lebih seperempat abad, komunitas ini aktif mengembangkan berbagai kegiatan seni, terutama di bidang teater dan sastra.
Kuflet telah dikenal luas di tingkat nasional berkat kontribusinya dalam mengembangkan seni pertunjukan dan literasi.
Dengan adanya roadshow ini, diharapkan literasi di Aceh semakin berkembang, membuka lebih banyak ruang bagi kreativitas, dan membangun jejaring antar-komunitas di Sumatera.
"Kami percaya bahwa literasi adalah jembatan bagi perubahan. Semoga program ini dapat memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat Aceh," tambah Sulaiman Juned. (*)