Notification

×

Iklan

Iklan

Tukin Belum Cair, Ratusan Dosen ISI Padang Panjang Protes Lewat Aksi Pertunjukan Seni

Kamis, 13 Februari 2025 | 2/13/2025 WIB Last Updated 2025-02-13T02:28:57Z
Tukin Belum Cair, Ratusan Dosen ISI Padang Panjang Protes Lewat Aksi Pertunjukan Seni



padanginfo.com- PADANG - Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Cabang ISI Padangpanjang menggelar aksi seni  kreatif dan unik sebagai bentuk protes  perihal belum dicairkan tunjangan kinerja (Tukin) bagi dosen ASN di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Aksi yang dilakukan secara damai ini berlangsung di depan Gedung Pertunjukan ISI Padangpanjang (12/2) pukul 13.30 WIB dihadiri  ratusan dosen yang turut menyuarakan tuntutannya. 

Para peserta aksi mengenakan kaos seragam berwarna hitam yang sarat pesan perjuangan. Pada bagian depan bertertuliskan "Bayar Tukin Dosen, Dosen Bukan Sapi Perah", sementara di bagian belakang terdapat tulisan "Tukin Tak Dibayar Kami Mogok Mengajar".

Ketua ADAKSI Korwil Sumatera Barat yang sekaligus koordinator Aksi Dosen ISI Padangpanjang Aryoni Ananta mengatakan, Keunikan aksi ini terletak pada pendekatan yang digunakan. Protes disampaikan bukan melalui orasi panjang, melainkan dengan pertunjukan seni budaya khas Minangkabau. Ujarnya.


Aryoni menambahkan, Rangkaian pertunjukan seni dimulai dengan atraksi Gandang Tambua yang menggelegar, mencerminkan semangat perjuangan para dosen. Aksi dilanjutkan dengan pertunjukan Debus sebagai ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi ketidakadilan. Tari Piring dipertunukkan sebaga lambang kerja keras dan keseimbangan dalam kehidupan akademik. Sedangkan Pertunjukan teater Randai turut menjadi bagian dalam aksi ini, menuturkan kisah perjuangan dosen dalam menuntut hak mereka. Semrntara senandung Ratok yang mengharukan menambah kesan emosional dalam aksi ini, menggambarkan keluh kesah para akademisi yang terus berjuang demi menuntut  kesejahteraannya. Paparnya.

Dosen Televisi dan Film Edi Suisno menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto.  Surat tersebut berisi tuntutan agar tunjangan kinerja yang selama ini tertunda segera dicairkan, mengingat peran dosen sebagai ujung tombak pendidikan tinggi di Indonesia. Para dosen berharap agar pemerintah segera merespon tuntutan ini demi menjaga semangat dan kualitas pendidikan di tanah air. Tegasnya.


Aksi ini merupakan bentuk perlawanan intelektual melalui seni budaya, sebagai identitas perguruan tinggi seni yang menjunjung tinggi kreativitas dan keadilan. Aksi ini tidak hanya menjadi ajang protes, tetapi juga sebagai pengingat bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat dalam menyampaikan pesan sosial dan politik.  Jika tuntutan  tidak segera dipenuhi, aksi mogok mengajar menjadi pilihan dalam perjuangan ini. (*)
×
Berita Terbaru Update