
padanginfo.com-BUKITTINGGI-Menara Jam Gadang kebanggaan Bukittinggi setinggi 26 meter dibangun antara tahun 1925 hingga 1926 atas prakarsa Hendrik Roelof Rookmaaker, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris kota Fort de Kock, nama lama Bukittinggi pada masa kolonial Belanda, Pembangunan menara jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda, Wilhelmina, dan dirancang oleh arsitek lokal, Yazid Rajo Mangkuto. Biaya pembangunan saat itu mencapai sekitar 3.000 gulden juga Pemko Bukittinggi peringatan peringatan satu abad Jam Gadang pada bulan Juni tahun 2026 juga saat ini tengag dilakukan sejumlah persiapan untuk mengenang momen perayaan usia seabad Seperti diutarakan Walikota Bukittinggi HM Ramlan Nurmatias,SH kepada rri.
Menurut HM Ramlan Nurmatias bergelar adat Datuak Nan Basa bahwa menemukannya akan menelusuri jejak sejarah keberadaan Jam Gadang hingga kedatangan Duta Besar Belanda berada di Indonesia.
" Dirinya saat ini masih heran kenapa seorang nenek Ratu Wilhelmina menghadiahkan kado pada cucunya sebuah jam gadang dan bukan sebaliknya membelikan kue ataupun hadiah berupa sepatu dan itu masih menjadi tanda tanya besar,"ujar ramlan
Menunjang pariwisata di Kota Bukittinggi seharusnya sudah menviralkan keberadaan jam gadang tersebut ke seantero negeri.
Juga dalam perayaan ini tidak hanya akan menjadi ajang refleksi atas perjalanan sejarah Jam Gadang, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Bukittinggi. (mn)